Sabtu 12 Sep 2020 08:43 WIB

Harga Emas Berjangka Merosot Dipicu Aksi Ambil Untung

Harga emas telah naik selama tiga hari berturut-turut.

Red: Friska Yolandha
Harga emas berjangka tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (11/9) karena aksi ambil untung setelah menguat tiga hari berturut-turut.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Harga emas berjangka tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (11/9) karena aksi ambil untung setelah menguat tiga hari berturut-turut.

EKBIS.CO,  CHICAGO -- Harga emas berjangka tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (11/9) karena aksi ambil untung setelah menguat tiga hari berturut-turut. Pelemahan terjadi di tengah kurangnya stimulus lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan pemerintah AS, tetapi masih didukung kekhawatiran atas pemulihan ekonomi.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, jatuh 16,4 dolar AS atau 0,83 persen menjadi ditutup pada 1.947,90 dolar AS per ons. Sehari sebelumnya, Kamis (10/9), emas berjangka naik 9,4 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.964,30 dolar AS.

Baca Juga

Investor mengambil untung sebagai reaksi atas beberapa hari kenaikan nilai emas, yang telah bergerak ke arah atas selama beberapa bulan karena pandemi Covid-19 dan akibat kejatuhan ekonomi. Emas juga berada di bawah tekanan ketika indeks harga konsumen yang dirilis pada Jumat (11/9) oleh Departemen Tenaga Kerja AS meningkat 0,4 persen lebih baik dari perkiraan.

"Ada sedikit kekecewaan dengan ECB, karena ekspektasi bahwa kita akan melihat lebih banyak stimulus," kata Analis Pasar OANDA, Edward Moya.

Presiden ECB Christine Lagarde pada Kamis (10/9) menahan diri dari memberi isyarat bahwa bank akan memperluas stimulus. Sementara, Senat AS memblokir RUU Partai Republik untuk bantuan baru virus corona.

"Kami beralih ke jenis lingkungan pasca-Covid. Itu berarti kami tidak akan mengeluarkan stimulus yang sama, yang memberi sinyal ke pasar bahwa segala sesuatunya akan sedikit berbeda ke depannya," kata Ahli Strategi Pasar RJO Futures, Daniel Pavilonis.

Harga emas telah melonjak 28 persen tahun ini, didukung oleh stimulus besar-besaran oleh bank-bank sentral global, karena logam emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Pavilonis mengatakan harga emas bisa menyentuh 2.300 dolar AS per ons pada akhir tahun karena ketidakpastian seputar pasar ekuitas, ekonomi, dan pemilihan AS pada November.

Investor sekarang menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu depan, pada 15-16 September. "Pemulihan pasar tenaga kerja telah sepenuhnya terhenti, Kongres telah memberikan nol dolar tambahan sejak pertemuan Fed terakhir, dan akan ada lebih banyak tekanan bagi The Fed untuk mempertahankan sikap akomodatif," kata Moya.

Para analis pasar percaya prospek umum untuk emas tetap bullish karena pejabat kesehatan AS Anthony Fauci mengatakan pada Jumat (11/9) bahwa dia yakin kehidupan tidak akan kembali normal di Amerika Serikat hingga akhir 2021.

Harga logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 43,4 sen atau 1,59 persen menjadi ditutup pada 26,857 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 1,4 dolar AS atau 0,15 persen menjadi ditutup pada 939,6 dolar AS per ons.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement