EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pengaturan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat hingga 12 September 2020 kemarin progres digitalisasi SPBU baru mencapai 5.058 SPBU. Artinya, progresnya baru 91,7 persen dari total SPBU yang wajib terdigitalisasi.
Kepala BPH Migas Fansrullah Asa menilai kenapa progres ini baru disebut lambat, karena mestinya sesuai kesepakatan PT Pertamina harusnya bisa 100 persen melakukan digitalisasi nozel pada akhir Agutus kemarin. Terdigitalnya SPBU ini juga disebut Ifan baru pemasangan Automatic Tank Gauge (ATG) di SPBU milik Pertamina.
"Hingga tanggal 12 Septemebr 2020, sebanyak 5.058 SPBU telah trpasang ATG, progres sudah 91,7 persen. Semntara 5.024 SPBU atau 91 persen dan sebanyak 2.393 SPBU telah terintegarasi pada dashboard emasnagan EDC," ujar Ifan di Komisi VII DPR RI, Selasa (15/9).
Sedangkan jika dirinci dari wilayah marketing operasional, progres paling besar terlihat di MOR III atau wilayah DKI Jakarta. Tercatat digitalisasi nozel di Jakarta mencapai 70,88 persen. Sedangkan wilayah lainnya adalah MOR V dengan progres 69,35 persen.
"Yang masih rendah itu di MOR I dengan realisasi baru 8,75 persen dan juga MOR VII dan MOR VIII yang masih rata rata 10 persen," ujar Ifan.
Dari yang sudah terpasang, kata Ifan, memang sudah mulai berjalan. Dari data yang ada masih ada 31 persen masyarakat yang tidak patuh atas konsumsi bahan bakar bersubsidi.