Sabtu 19 Sep 2020 19:04 WIB

Kepala BPH Migas Tinjau Digitalisasi Nozzle di Lampung

Di lapangan masih ditemukan kendala terkait penerapan IT Nozzle.

Red: Budi Raharjo
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengawasi penerapan digitalisasi nozzle di dua SPBU di Lampung, Jumat (18/9).
Foto: Humas BPH Migas
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengawasi penerapan digitalisasi nozzle di dua SPBU di Lampung, Jumat (18/9).

EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengawasi penerapan digitalisasi nozzle di dua SPBU di Lampung, Jumat (18/9). Di lapangan masih ditemukan kendala terkait penerapan IT Nozzle.

Dua SPBU yang dikunjungi adalah SPBU 24.353.58 Jl Ahmad Yani No 99, Kurangan Nyawa, Kabupaten Pesawaran dan SPBU 23.345.09 Jl Lintas Barat Sumatera, Lintik, Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Dalam kunjungan ini, Kepala BPH migas didampingi Tim BPH Migas, Sales Branch Manager MOR II PT Pertamina (Persero) Agung Suryatama, serta Mgr Business, Government dan Enterprise Service PT Telkom Hasan Basri.

Sesuai penjelasan operator SPBU, masih ditemukan kendala di lapangan terkait penerapan IT Nozzle. Misalnya saat pengisian, mesin EDC terkadang error (not responding). Terutama pada pagi hari sinyal jaringan telekomunikasi sering bermasalah. Kendala ini bisa terjadi sampai setengah jam.

Karena itu, Kepala BPH Migas yang kerap disapa Ifan, mengingatkan data fluktuasi EDC yang error mesti akurat. Dengan begitu bisa bisa menjadi dasar komplain kepada Telkom. "Agar diidentifikasi problemnya apakah di sinyal atau di battery, siapkan form atau logbook keluhan yang mencatat secara detail berikut waktu-waktunya," ujar dia.

Ifan berpesan agar area Sumbagsel juga sebaiknya menyiapkan pelatihan operator, untuk standardisasi kompetensi operator. Tersedia anggaran sebesar Rp 12 miliar yang disiapkan untuk pelatihan, yang salah satu sumbernya dari iuran Pertamina. "Untuk operator agar mencatat dulu nomor polisi baru melakukan pengisian BBM," kata dia.  

Menurut Ifan lingkup pekerjaan Pertamina dengan Telkom terkait IT nozzle, antara lain meliputi ATG, EDC sampai pencatatan nomor polisi. Sejauh ini komitmen Telkom kuat terbukti sudah sampai 92 persen pemasangan EDC.

"Hanya masih terkendala pencatatan nomor polisi yang harus ditingkatkan persentase kepatuhannya," ujar Ifan. Secara nasional 3 bulan lalu implementasi IT nozzle baru mencapai 31 persen, sekarang meningkat menjadi 40 persen.

photo
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengawasi penerapan digitalisasi nozzle di dua SPBU di Lampung, Jumat (18/9). - (Humas BPH Migas)

Sementara khusus di MOR ll Sumbagsel (Lampung, Jambi, Sumsel), SBM Pertamina Lampung, Agung Suryatama menyampaikan untuk Provinsi Lampung, dari total target IT nozzle pada 149 SPBU, 65 SPBU sudah UAT (43,6 persen) jika tidak ada halangan tidak sampai seminggu sudah BAST.

Pencatatan nomor polisi untuk solar sudah berjalan untuk wilayah Provinsi Lampung dengan rata-rata tingkat kepatuhan 37,3 persen. Sedangkan untuk Premium baru dimulai awal September dengan tingkat kepatuhan mencapai 4,4 persen.

"Artinya saat ini di Lampung sudah 65 dari 149 SPBU yang selesai instalasi dengan status UAT dan atau BAST, sedangkan 56,4 persen sisa targetnya baru diterapkan sampai instalasi ATG," ungkap Agung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement