Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
AirAsia sedang menggodok aplikasi super yang akan menantang dominasi Gojek dan Grab, hal itu terungkap dalam wawancara bos AirAsia bersama mantan Menteri Perdagangan era Susilo Bambang Yudhoyono, Gita Wirjawan.
Dalam video yang mengudara di Youtube, CEO AirAsia, Tony Fernandes mengaku telah menggarap model bisnis teranyar untuk perusahaan ketika pandemi belum muncul.
"Saya mulai menyiapkan model bisnis sebelum COVID-19. Kami (AirAsia) mengelola aset terbesar berbentuk data, mencapai 60-70 juta (data) pelanggan di Asia Tenggara," kata Fernandes dalam video tersebut, dikutip Selasa (22/9/2020).
Baca Juga: Hubungan Australia-China Tegang, Bisnis Huawei Ikut Terguncang! Sampai PHK dan ....
Baca Juga: Tak Terima, Amerika Protes Putusan Hakim yang Larang Pemblokiran WeChat
Dua hal yang membuatnya ingin mengubah model bisnis AirAsia, yakni:Â platform dalam ekosistem AirAsia dan produknya. Terlebih, Fernandes mengaku, AirAsia memiliki basis data sendiri.
Ia menambahkan, "saya rasa, kami bisa melakukannya dengan lebih efisien, kami bisa punya profit, punya aliran kas. Karena kami tidak harus mengakuisisi pelanggan (baru)."
Lewat AirAsia.com, pihaknya telah menjual tiket pesawat dari AirAsia, Qatar Air, dan Turkish Airlines--mirip dengan yang Traveloka lakukan. Ke depannya, ia ingin menjadikan AirAsia.com sebagai platform serba ada seperti Gojek dan Grab.
"Gojek beralih dari ride-hailing, sedangkan saya beralih dari travel. Kemudian saya bisa usaha ke pengantaran makanan, pelayanan kesehatan. Saya dapat melakukan banyak hal (seperti yang Gojek lakukan, red) dengan ekosistem saya kan?" paparnya kemudian.
Lebih lanjut, AirAsia juga bekerja sama dengan Expedia sebagai penyedia akomodasi penginapan. Perusahaan itu juga memperluas bisnisnya ke pengiriman makanan dan layanan logistik.
Fernandes berkata, "jadi, AirAsia.com sebagai platform dan kami mempunyai Teleport yang merupakan bagian logistik."
Selain itu, AirAsia juga memiliki lengan finansial teknologi (fintek) bernama BIGPaid. Layanan itu tersedia di Malaysia dan telah memiliki 1,1 juta konsumen dalam kurun waktu setahun. Dalam waktu dekat, BIGPaid akan lepas landas ke Singapura dan Filipina.
"Yang lain punya dompet digital, (sedangkan) kami membangun bank," imbuhnya.
Menurut Fernandes, aplikasi serba ada yang akan AirAsia buat akan memiliki pasar yang berbeda dengan sejumlah aplikasi super saat ini. Dengan begitu, AirAsia tak akan bersaing secara langsung dengan para pemain industri.
Ia juga berujar, "kita bisa belajar dari mereka jika kita bisa melakukannya dengan lebih murah dan lebih cepat; tidak berbeda saat AirAsia baru mulai dan melawan Garuda atau Malaysia Airlines dengan sistem-sistem lama mereka."