EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Kota Bogor Jawa Barat menyebut kolaborasi pelaku UMKM dan masyarakat adalah kunci agar Bogor tidak kembali ke era Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini menyusul adanya sekitar 40 persen warga kena PHK di tengah pandemi.
Walikota Bogor Bima Arya mencontohkan saat ini pelaku UMKM khususnya bidang dekorasi rumah mengalami peningkatan signifikan. Bahkan beberapa pelaku UMKM berkolaborasi dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) selaku penyedia tenant dan menjadi standby buyer.
“Kami (Pemerintah Daerah) melakukan pembinaan terhadap UMKM,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (24/9).
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Annas menambahkan pihaknya mengedepankan sektor perhotelan berkonsep outdoor. Pada masa pandemi, okupansi perhotelan di Banyuwangi dengan konsep staycation mengalami peningkatan.
“Okupansi hotel naik menjadi 90-100 persen saat weekend. Hal ini juga tidak luput dari direkomendasikannya Banyuwangi oleh Kemenko Marves menjadi salah satu destinasi perjalanan dinas dan rapat K/L pada Juli lalu,” ucapnya.
Menurutnya hal yang menarik wisatawan adalah konsep outdoor dan restaurant ala Kyoto, semua makanan yang ditawarkan sangat sehat, direbus dan tidak digoreng atau dikukus, serta dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Pengunjung mengharuskan pengunjung membawa surat hasil rapid test non reaktif,” ucapnya.
Berdasarkan paparan Walikota Bogor, hingga 15 September 2020 terdapat 15 ketersediaan rumah sakit dalam penanganan Covid-19. Rumah Sakit Kota Bogor telah menyiapkan 342 tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19.
Dari jumlah keseluruhan yang tersedia, sudah terisi sebanyak 191, terdiri dari tempat tidur isolasi kategori hijau 55 (52,9 persen tempat tidur terisi); tempat tidur isolasi kategori kuning 127 (63,2 persen tempat tidur terisi); tempat tidur isolasi kategori merah dua (100 persen atau sudah terisi semua); tempat tidur isolasi IGD satu (4,2 persen tempat tidur terisi); tempat tidur isolasi ICU enam (54,5 persen tempat tidur terisi).
Berdasarkan data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Bogor terkait asal pasien dapat dilihat jumlah pasien asal kota Bogor sebanyak 101 orang (52,9 persen), pasien asal Kabupaten Bogor berjumlah 53 orang (27,7 persen), dan pasien yang berasal dari luar 37 orang (19,4 persen).