EKBIS.CO, HUMBANG HASUNDUTAN -- Kementerian Pertanian meyakini kualitas dan kompetensi SDM pertanian penentu keberhasilan target pengembangan 30.000 hektar lumbung pangan (food estate) dalam tiga tahun. Pengembangan diawali kluster terpadu 1.000 hektar sebagai pilot project nasional di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatra Utara.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) khususnya Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) mendampingi dan mengawal kesiapan SDM pertanian, di antaranya coaching baseline survey bagi 35 mahasiswa dan 15 sarjana pertanian, untuk mengetahui potensi wilayah dan memahami situasi lapangan di kawasan Food Estate Humbahas (FEH).
Kepala Pusluhtan Leli Nuryati sesuai arahan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengerahkan sejumlah penyuluh pusat di Kementan, di antaranya Susi Deliana dan Edizal mendampingi 35 mahasiswa dan 15 sarjana di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Humbahas, Senin (28/9).
"Ini kesempatan mempraktikkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus, belajar mengatasi dan memecahkan masalah petani di lapangan dalam kegiatan usaha taninya," kata Susi Deliana berdasarkan rilis yang diterima Republika.coid, Rabu (30/9).
SDM pertanian milenial yang dilibatkan BPPSDMP Kementan terdiri atas 30 mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, lima mahasiswa Universitas Tapanuli Utara, 10 sarjana terapan Polbangtan Medan dan lima sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) yang melakukan orientasi coaching baseline survey di Food Estate Humbahas.
Langkah Pusluhtan BPPSDMP mengacu instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada BPPSDMP untuk mendukung kesiapan SDM pertanian dalam pengembangan kawasan Food Estate Humbahas.
Program Food Estate di Humbahas seperti halnya di Provinsi Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengantisipasi terganggunya produksi pertanian, penurunan daya beli masyarakat terhadap produk pertanian dan terganggunya distribusi pangan.
"Bukan cuma itu, kekhawatiran petani terpapar Covid-19, potensi terjadinya krisis pangan, alih fungsi lahan pertanian produktif dan terganggunya stok pangan nasional, juga mendasari pengembangan food estate di seluruh Indonesia," kata Mentan Syahrul saat kunjungan kerja di Humbahas pada Jumat (11/9).
Menurut Mentan, Food Estate Humbahas memanfaatkan lahan 1.000 hektar sebagai pilot project nasional untuk hortikultura seperti kentang, bawang merah dan bawang putih, dari total lahan 30.000 hektar.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya mendukung penuh kesiapan SDM pertanian food estate. Hal itu mengacu kebijakan Presiden RI Joko Widodo periode kedua, 2019 - 2024, mengembangkan SDM Indonesia termasuk sektor pertanian.
"Kita akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi food estate berjalan maksimal. Memaksimalkan kinerja BPPSDMP, untuk memastikan petani food estate mendapatkan pendampingan, khususnya dalam hal korporasi petani," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengapresiasi langkah Kementan pada food estate Humbahas untuk kepentingan masyarakat, khususnya petani. Pemerintah provinsi (Pemprov) siap mendukung secara maksimal.
Bupati Dosmar Banjarnahor mengatakan pengembangan food estate Humbahas menjadi peluang besar bagi masyarakat, khususnya kepentingan petani dan rakyat. "Ini anugerah luar biasa bagi masyarakat Humbahas."
Kapusluh Leli Nuryati menambahkan bahwa Pusluhtan akan mengerahkan penyuluh pusat dan timnya di Pusluhtan untuk koordinasi dan sinkronisasi dengan penyuluh Sumut maupun Humbahas.
"Penyuluh berperan penting pada korporasi petani di food estate. Pertama, untuk input sumberdaya meliputi budaya dan etos kerja, pengetahuan, komoditas dan prasarana-sarana," kata Leli Nuryati beberapaw waktu lalu.