Rumah Zakat tetap mencatat pertumbuhan meski kegiatan operasional terbatas akibat pandemi COVID-19. Dari sisi koordinasi, manajemen lembaga sosial itu telah melakukannya secara digital, baik meeting mingguan maupun meeting per semester yang melibatkan seluruh jaringan Rumah Zakat di Indonesia.
“Sejak Maret, saya tetap berada di Bandung (kantor pusat Rumah Zakat), dan tidak bepergian keluar kota. Adapun model meeting semua telah didigitalisasi,” ujar CEO Rumah Zakat, Nur Effendi.
Selain tetap menjaga bisnis dan menomorsatukan kesehatan karyawan, Rumah Zakat juga melakukan sejumlah program yang membantu ekonomi masyarakat. Program tersebut dibagi menjadi dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Program Rumah Zakat ditujukan kepada masyarakat secara umum, serta tenaga medis dan UMKM secara khusus. Kepada masyarakat, relawan Rumah Zakat membagikan sembako, memberdayakan petani, melakukan program kebersihan lingkungan, hingga membagikan Al-Qur’an ke sejumlah masjid. Sementara itu di bidang medis, Rumah Zakat telah memberikan APD, ventilator, dan kantung mayat.
Menakhodai kegiatan lembaga sosial yang semakin padat selama pandemi, Nur Effendi menceritakan ia menerapkan tiga prinsip untuk menjaga kesehatan dan kebugarannya.
“Tiga prinsip saya yaitu iman, aman, dan imun. Iman artinya lebih dekat pada Yang Maha Kuasa agar semakin dijauhkan dari wabah. Aman yaitu menerapkan prinsip 3M, dan imun yaitu berolahraga untuk menjaga kesehatan,” jelasnya.
Nur Effendi mengaku untuk menjaga kebugarannya, ia mengatur jadwal olahraga yang berbeda-beda selama seminggu. Lari pagi setiap hari Selasa dan Kamis, bersepeda setiap hari Sabtu dan Minggu pagi, serta berenang di hari Minggu.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id