Sabtu 17 Oct 2020 23:53 WIB

Petani Bartim Diajak Penyuluh Pakai Pupuk Organik

Penyuluh menilai pemakaian pupuk organik bisa membuat padi bebas residu

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani di Kecamatan Dusun Tengah, Barito Timur, Kalteng panen padi bebas residu didampingi penyuluh BPP Dusun Tengah
Foto: Kementan
Petani di Kecamatan Dusun Tengah, Barito Timur, Kalteng panen padi bebas residu didampingi penyuluh BPP Dusun Tengah

EKBIS.CO,  TAMIANG LAYANG -- Penyuluh pertanian di Kabupaten Barito Timur (Bartim), Provinsi Kalimantan Tengah terus mendorong petani membudidayakan padi bebas residu, memanfaatkan pupuk organik seperti diserukan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

Sejumlah penyuluh Bartim, khususnya dari balai penyuluhan pertanian (BPP) di Kecamatan Paju Epat, Raren Batuah dan Dusun Tengah mensosialisasikan pupuk organik kepada petani setempat.

"Penyuluh terus mendorong petani menggunakan pupuk dan pestisida organik, dengan basis bakteri dan jamur sebagai agen hayati atau mikro organisme. Dikenal sebagai produk hayati," kata Koordinator BPP Paju Epat, Lukmanul Chakim, Jumat (16/10).

Menurutnya, petani di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) Sumber Garunggung di Kecamatan Dusun Tengah telah panen padi bebas residu didampingi penyuluh BPP Dusun Tengah pada Selasa (13/10).

Lukmanul Chakim menuturkan budidaya padi sehat dan bebas residu tergolong luar biasa sekaligus pertaruhan besar, karena pertama kali dilakukan oleh kelompok tani (Poktan) Desa Batuah, Kecamatan Raren Batuah pada pertengahan 2019. 

"Penyuluh Bartim merujuk pada Permentan No 01 tahun 2019 tentang penggunaan pupuk dan pestisida organik, dan terus berupaya mensosialisasikan padi bebas residu," katanya.

Mentan Syahrul terus mendorong penyuluh sosialisasikan pupuk organik kepada petani. Seruan serupa mencuat pada video conference (Vcon) pada 'Mentan Sapa Petani dan Penyuluh' (MSPP) Vol. 22 di Jakarta, Jumat (16/10) dari pusat data pertanian, Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian RI.

"Mari kita dorong petani memakai pupuk organik, karena tanaman akan lebih subur dan lebih baik kualitasnya," kata Mentan Syahrul yang didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Lukmanul Chakim, salah satu dari 500 partisipan video conference (Vcon) dan 5.000 pemirsa live streaming memadati jagat virtual MSPP, yang dipancarluaskan AWR ke Agriculture Operation Room (AOR) pada kantor BPP selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) maupun Kostrada dan Kostrawil di kantor dinas pertanian tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

Ajakan serupa dikemukakan Dedi Nursyamsi pada kegiatan 'Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Vol. 8' di AOR BPPSDMP Kementan di Jakarta, Selasa (6/10). 

"Jangan terlalu bergantung dengan pupuk anorganik. Pupuk organik lebih bagus," kata Dedi Nursyamsi mengutip arahan Mentan Syahrul. Lukmanul Chakim menambahkan setelah sosialisasi pupuk organik, petani dan warga Bartim mulai menyadari mutu dan kesehatan padi bebas residu.

Lukmanul tergolong penulis aktif laman CyberExtention (Cybex) yang dikelola Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) sebagai 'media online' resmi para penyuluh di seluruh Indonesia. Tepat setahun lalu, Lukmanul merilis artikel berjudul Pengembangan Budidaya Padi Bebas Residu di Kabupaten Barito Timur, Kalteng yang diunggah Pusluhtan pada 14 Oktober 2019.

Hal itu dibenarkan oleh Septalina Pradini, Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan - Pusluhtan bahwa Lukmanul Chakim tergolong penulis aktif Cybex, terutama pada kanal Gerbang Daerah.

"Pusluhtan mengajak lebih banyak penyuluh di seluruh Indonesia untuk mengabarkan berita baik tentang pertanian di daerahnya," kata Septalina, Editor Cybex yang juga aktif sebagai Anchor dari MSPP dan Ngobras Penyuluhan di AWR Kementan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement