EKBIS.CO, CHICAGO -- Emas menguat pada akhir perdagangan Senin (19/10), rebound dari penurunan akhir pekan lalu. Penguatan emas didorong pelemahan dolar AS dan ekspektasi untuk kesepakatan stimulus AS menjelang pemilihan presiden 3 November.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 1.911,70 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu (16/10), emas berjangka melemah 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.906,40 dolar AS per ounce.
Emas menguat karena tren penurunan dolar AS dan keyakinan bahwa beberapa jenis paket stimulus akan datang dalam 48 jam ke depan.
“Orang-orang percaya bahwa kita akan memasuki periode inflasi hingga kuartal berikutnya. Jadi mereka mulai dari awal," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Dolar AS tergelincir 0,5 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan pada Ahad (18/10) bahwa perbedaan tetap ada dengan pemerintah Trump tentang paket bantuan yang luas, tetapi dia optimistis undang-undang dapat didorong sebelum Hari Pemilihan.
Emas telah melonjak sekitar 26 persen sepanjang tahun ini karena investor mencari perlindungan dari pandemi virus corona yang memburuk, serta risiko inflasi dan penurunan nilai mata uang ketika bank-bank sentral global memangkas suku bunga sambil memompa stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menahan pukulan ekonomi.
Lebih lanjut yang mendasari permintaan safe-haven untuk emas adalah kekhawatiran seputar pembatasan-pembatasan baru yang disebabkan oleh virus corona di Eropa dan di tempat lain ketika infeksi di seluruh dunia melampaui lebih dari 40 juta, serta ketidakpastian atas pemilihan AS.