EKBIS.CO, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 mengubah cara hidup masyarakat Indonesia dan dunia sehingga adopsi teknologi digital semakin tak terelakkan. Penggunaan aplikasi online untuk belajar, bekerja, konsultasi kesehatan, dan ritel pada masa ini naik pesat.
CEO Data Academy, Luthfy Ardiansyah, menyatakan data science & AI telah merambah setiap bidang industri. Keduanya memainkan peran penting dalam mengubah data menjadi aset sebagai bagian dari pencapaian transformasi digital. "Talenta yang menguasai area data science & AI menjadi sangat dibutuhkan di dunia maupun Indonesia," ujar di Jakarta.
Luthfy mengatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa transformasi digital sejatinya melibatkan tiga aspek yakni teknologi, data dan manusia. Aspek manusia berupa budaya digital dan talenta digital yang mesti disiapkan, dimana budaya dan talenta data analytics menjadi bagian pentingnya. Hal ini menyangkut kesiapan keterampilan (hard skill) maupun pola pikir (soft skill). "Persiapan tenaga terampil di bidang ini kian mendesak,” ujarnya menegaskan.
Menurut Luthfy, menyiapkan talenta di area data science dan AI di perusahaan memerlukan adaptasi bukan hanya di area penguasaan teknologi, namun juga perlu perubahan pola pikir (mindset). Semua informasi dan keputusan yang ada di perusahaan harus berdasarkan fakta dan analisa data, dengan dukungan teknologi data science dan AI.
“Sebagian besar perusahaan yang telah sukses menerapkan tranformasi digital, karena berinvestasi dalam aktivitas percepatan adaptasi ini, antara lain melalui pelatihan dan training,” ujar Luthfy.
IMD World Digital Competitiveness Ranking 2020 yang dirilis awal Oktober lalu memperlihatkan daya saing digital Indonesia masih di peringkat 56 dari 63 negara yang disurvei. Peringkat itu sama dibandingkan tahun lalu dan menandakan Indonesia masih di bawah beberapa negara tetangga.
Peringkat Indonesia memang naik pada faktor future readiness (kesiapan di masa depan), tetapi terjadi penurunan di faktor teknologi dan knowledge. Jika dibedah dalam faktor knowledge ada sub-sektor talent dan sub-sektor training & education yang menurun.
Sudah tepat, Presiden Joko Widodo pada 3 Agustus lalu memberikan arahan perihal pentingnya percepatan transformasi digital dengan lima langkah. Salah satunya persiapan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) talenta digital.
Luthfy mengatakan masih ada kesenjangan antara kebutuhan industri akan talenta bidang data science & AI dengan ketersedian yang disiapkan oleh dunia pendidikan. Perguruan tinggi mempunyai tantangan guna menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Salah satu perusahaan yang serius berinvestasi dalam data analytics yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank Mandiri terus meningkatkan kompetensi pegawainya melalui berbagai training guna mendukung data-driven culture decision making. Tujuannya, setiap unit di Bank Mandiri memiliki talenta data analytics yang bisa melakukan self-service analytics guna menyelesaikan permasalahan bisnis masing-masing.
“Kami menjawab tantangan termutakhir yang berubah dengan cepat melalui strategi korporasi meliputi transformasi digital dan teknologi informasi, pengembangan talenta dan corporate culture serta relationship-based pricing," kata Grace Winnee Malia Sitompul, Vice President EDM Group Bank Mandiri.
"Ketiga strategi itu membutuhkan kapabilitas data analytics secara internal. Kebutuhan akan kemampuan personil data analytics menjadi urgent bagi Bank Mandiri,” ujarnya menjelaskan.
Bank Mandiri bekerja sama dengan Data Academy mengadakan program kursus data analytics secara masif untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kompetensi pegawai. Mulai dari unit kerja di kantor cabang hingga kantor pusat.
Melalui program ini, Grace menyatakan, setiap peserta dibekali ilmu, pengalaman, use case terkait big data, data preparation, data automation, analisis data, visualisasi data, data storytelling serta group project terkait data analytics sebagai sarana kolaborasi dan assignment.