Kamis 22 Oct 2020 19:54 WIB

Pertagas Raih Lima Penghargaan Nusantara CSR Award 2020

Pertamina Gas meraih lima penghargaan di ajang Nusantara CSR Awards 2020

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lima kategori yang meraih Nusantara CSR Awards 2020 adalah Kategori Pemberdayaan Penyandang Disabilitas untuk program Pemberdayaan Seni dan Kreativitas Komunitas Tuli Gresik (Kotugres) dan Kategori Pemberdayaan Ekonomi Komunitas melalui Pemberdayaan Masyarakat Kampung Ikan Asap di Desa Penatarsewu Sidoarjo.
Foto: PGN
Lima kategori yang meraih Nusantara CSR Awards 2020 adalah Kategori Pemberdayaan Penyandang Disabilitas untuk program Pemberdayaan Seni dan Kreativitas Komunitas Tuli Gresik (Kotugres) dan Kategori Pemberdayaan Ekonomi Komunitas melalui Pemberdayaan Masyarakat Kampung Ikan Asap di Desa Penatarsewu Sidoarjo.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- PT Pertamina Gas (Pertagas), afiliasi subholding Gas PT PGN Tbk meraih lima penghargaan bergengsi pada ajang Nusantara CSR Awards 2020. Pada acara yang dilakukan secara daring dari Ramayana Terrace Hotel Indonesia Kempinksi itu, Pertagas meraih lima penghargaan dari lima kategori yang diikuti.

"Apresiasi ini semakin memacu kami untuk terus mengembangkan implementasi CSR yang mampu menyentuh isu-isu sosial masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Manager Communication Relations dan CSR Pertagas, Zainal Abidin.

Lima kategori yang meraih Nusantara CSR Awards 2020 adalah Kategori Pemberdayaan Penyandang Disabilitas untuk program Pemberdayaan Seni dan Kreativitas Komunitas Tuli Gresik (Kotugres) dan Kategori Pemberdayaan Ekonomi Komunitas melalui Pemberdayaan Masyarakat Kampung Ikan Asap di Desa Penatarsewu Sidoarjo. Sementara itu, untuk Kategori Pemulihan Ekonomi Komunitas diraih oleh program Pemulihan EKonomi Saung Patra dan Kawat Cinta di Kabupaten Karawang.

Selanjutnya, untuk Kategori Peningkatan Mutu Kesehatan untuk Program Peningkatan Kesehatan dan Ekonomi melalui Tanaman Obat Keluarga oleh Kelompok Asman Toga Melati di Desa Gunung Ibul, Prabumulih. Terakhir, Kategori Pengembangan Desa wisata diraih Program Pengembangan Desa Gajah Mati di Musi Banyuasin.

Zainal menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi tidak menyurutkan langkah perusahaan dan kelompok masyarakat berkolaborasi untuk mengatasi berbagai masalah khususnya akibat dampak pandemi. “Pelaku usaha menengah kecil dan mikro sangat merasakan dampak. Tugas kami menjaga agar semua komponen yang ada di ekosistem Pertagas bisa tetap berdaya melalui program-program CSR,” ujarnya.

Melalui berbagai inovasi dan penyesuaian program, selama tahun 2020 ini, Pertagas dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan tetap berhasil mengimplementasikan program-program CSR di tengah berbagai keterbatasan. “Kami bersyukur memiliki tim CSR dan pekerja di operasi yang solid dan mampu bergerak di tengah situasi pandemi untuk tetap peduli dengan program CSR perusahaan,” jelasnya.

Nusantara CSR Award ke-11  ini didedikasikan sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu kegiatan ini dimaksudkan untuk memacu perusahaan dalam mencari inovasi, strategi dan inisiatif baru yang dapat diadopsi untuk mengatasi kebutuhan sosial di masyarakat. 

Salah satu bentuk inovasi dilakukan mitra binaan Kotugres yang sempat mengalami penurunan omset penjualan karena pendemi. Memanfaatkan sisa kain perca, Kotugres berhasil meraih untung lewat berjualan masker kain. 

Sementara itu, rencana capacity building yang dilakukan dengan menggandeng sekolah fesyen ESMOD Jakarta juga sempat terkendala. Pertagas, Kotugres, dan ESMOD akhirnya berinovasi melahirkan modul sekolah fesyen untuk kaum tuli.

Di sisi utara Sidoarjo, program CSR Pertagas di Jawa timur lainnya yaitu Kampung Ikan Asap di Penatarsewu juga beradaptasi. Resto Apung yang jadi icon kampung ini sempat berhenti beroperasi. Didampingi Pertagas, kelompok pengelola resto akhirnya berinovasi mengubah resto menjadi dapur umum dan penyedia jasa katering, hinga menyiapkan protokol makan di tempat saat new normal. 

“Alhamdulillah, pendapatan tetap terjaga, bahkan sempat meningkat di bulan-bulan awal pandemi karena adanya pesanan dari perusahaan sekitar lokasi,” ujar Zainal.

 Beralih ke Saung Patra dan Kawat Cinta. Di tengah pandemi, kelompok petani yang fokus mengembangkan konsep pertanian ramah lingkungan ini semakin berprestasi. Luasan lahan naik 400 persen. Di tahun 2019, mereka hanya mengelola 7 hektar sawah. Kini, sebanyak 28 hektar sawah dan tambahan anggota kelompok berhasil mereka kembangkan. Sementara kelompok wanita tani yang bernanung di bawah program Kawat Cinta, juga berhasil meraih pundi-pundi ekonomi karena kreasi melahirkan produk-produk sampingan seperti kerupuk beras dan jamu siap minum.

Inovasi lain dilakukan kelompok pemuda di Desa Gajah Mati, Musi Banyuasin. Saat Kawasan wisata di Embung Senja desanya harus tutup karena pandemi, mereka bersinergi menjadi relawan kampung siaga Covid-19. Kini, ketika wisata kembali dibuka, mereka sudah menyiapkan berbagai protokol pencegahan Covid-19 untuk pengelolaan wisata Embung Senja. “Bahkan, lokasi ini terpilih sebagai pelaksanaan Expo Musi Banyuasin 2020,” paparnya.

Berbeda dengan yang lain, selama pandemi Kelompok Asman Toga Melati di Prabumulih justru meraih berkah. Sebagai produsen produk herbal, kelompok yang dibina Pertagas ini justru kebanjiran pesanan. Meski demikian, bukan berarti tak ada kendala. Karena PSBB berlangsung, produksi sempat terhenti.  “Kami pun beradaptasi dengan cara produksi yang lebih higienis dan memasikan protokol pencegahan Covid-19 diterapkan secara baik oleh Ibu-ibu di Asman Toga,” pungkasnya. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement