EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengalami peningkatan jumlah penumpang pada kuartal tiga. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan peningkatan tersebut untuk penumpang kereta api (KA) jarak jauh dan lokal.
"Jumlah penumpang pada kuartal tiga 2020 mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," kata Joni kepada Republika.co.id, Senin (26/10).
Joni mengatakan pada kuartal pertama 2020, jumlah penumpang KA jarak jauh dan lokal mencapai sekitar 18,9 juta penumpang. Lalu penurunan jumlah penumpang terjadi pada kuartal dua yang hanua sekitar 1,8 juta penumpang.
Dia menuturkan, penumpang mulai kembali naik pada kuartal tiga meskipun belum menyentuh angka normal sebelum Covid-19. "Untuk kuartal tiga berjumlah sekitar 4,6 juta penumpang. Ini naik signifikan dibandingkan kuartal dua," tutur Joni.
Joni mengakui, selama pandemi Covid-19, KAI melakukan penyesuaian perjalanan kereta api. Dia menuturkan, secara global pada akhirnya juga mobilitas transportasi kereta api berkurang saat masa pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan akan membuat ekosistem transportasi. Dia memastikan dengan ekosistem transportasi maka penumpang bisa mendapatkan layanan end to end.
“Jadi nanti pelanggan tidak hanya mendapatkan layanan kereta tapi bisa menikmati layanan end to end,” kata Didiek.
Didiek menegaskan, kereta api hanya salah satu moda transportasi namun KAI ingin membangun ekosistem. Didiek menuturkan, KAI akan melakukan kolaborasi dengan moda transportasi yang lain untuk membangun ekosistem.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pandemi Covid-19 membuat dampak tertentu. Beberapa diantaranya untuk sektor transportasi dan pariwisata.
Budi mengatakan, secara global mobilitas angkutan kereta api secara global turun setelah terdampak Covid-19. "Mobilitas angkutan kereta api secara global menurun bahkan diberitakan oleh internasional transport forum, secara internasional anjlok 50 persen," kata Budi dalam International Webinar bertajuk Rebuilding Cities Post Covid-19, Sabtu (24/10).
Menurutnya, sektor transportasi dan pergudangan termasuk sektor tertinggi yang terdampak. Budi mengatakan lebih dari 90 persen pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan.
Meskipun begitu, Budi menegaskan bisnis transportasi tetap harus berkembang pada masa pandemi Covid-19. "Pemulihan bisnis perkeretaapian diarahkan mengadopsi blue ocean strategy untuk menciptakan fitur layanan baru dalam menangkap potensi dan menjadikan persaingan antarmoda yang lainnya," ungkap Budi.