Senin 26 Oct 2020 15:40 WIB

Mentan Yakin Sisa Beras Akhir Tahun Tembus 7,45 Juta Ton

Pasokan akan menjadi stok awal 2021 sebelum tiba musim panen raya.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meyakini stok beras akhir 2020 mencapai sekitar 7,45 juta ton.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meyakini stok beras akhir 2020 mencapai sekitar 7,45 juta ton.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meyakini stok beras akhir 2020 mencapai sekitar 7,45 juta ton. Pasokan tersebut akan menjadi stok awal 2021 sebelum tiba musim panen raya.

Syahrul memaparkan, pada musim tanam I periode Oktober 2019-Maret 2020, total luas tanam mencapai mencapai 6,1 juta hektare (ha) dan musim tanam II April-September 2020 seluas 5,4 juta ha. Dari total luas tanam itu, diperoleh hasil akhir luas panen sebesar 11,1 juta ha dan menghasilkan 56,6 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Baca Juga

Dengan rendemen sekitar 55 persen, diperoleh produksi beras sepanjang tahun ini sebanyak 31,63 juta ton. Adapun, juga terdapat stok beras awal tahun ini sebanyak 5,9 juta ton sehingga total pasokan beras diprediksi sebanyak 37,53 juta ton.

"Total konsumsi beras 30,08 juta ton lalu diprediksi stok akhir beras nasional kita 7,45 juta ton," kata Syahrul di Jakarta, Senin (26/10).

Syahrul mengatakan, surplus beras itu akan menjadi stok awal tahun 2021 sehingga dipastikan kebutuhan beras mulai Januari 2021 masih mencukupi. Ia pun memastikan, musim tanam I yang kembali dimulai pada Oktober 2020 hingga Maret 2021 mendatang bisa mencapai peningkatan produksi dengan pertambahan luas tanam.

"Orang tidak tahu bagaimana capeknya kita, keringatnya petani. Tapi yang jelas, diakui atau tidak, sektor pertanianlah yang saat ini bisa tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19," kata Syahrul.

Dirinya pun menyebut situasi sulit ini setidaknya harus dihadapi hingga tahun depan. Karenanya, Kementan perlu upaya keras agar kebutuhan pangan dalam negeri tetap terpenuhi sehingga tak menimbulkan gejolak harga pangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement