EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan, proyek food estate atau lumbung pangan khusus hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Proyek itu dinilai akan menjadi percontohan koperasi pertanian dari hulu ke hilir.
Syahrul menyampaikan, total luas areal yang dipersiapkan kurang lebih mencapai 1.000 hektare. Namun, luasan area yang tengah dikerjakan oleh pemerintah baru seluas 215 hektare.
"Ini areal yang sudah kita persiapkan sebagai lahan percontohan utama. Selanjutnya Kemeterian Pertanian hanya bisa masuk setelah Kementerian LHK dan PUPR serta lainnya selesai," kata Syahrul dalam pernyataan resmi diterima Republika.co.id, Rabu (28/10).
Menurutnya, dalam pengembangan kawasan di Sumatera Utara akan dibangun model industri hulu-hilir termasuk pascapanen. Dengan begitu, nantinya akan terdapat market place seperti pasar modern.
"Kami memang menargetkan pada peningkatan luas tanam dan produksi komoditas bawang merah, bawang putih dan kentang serta memperkuat kerjasama dan sinergi antar petani dengan stakeholders terkait," katanya.
Mentan juga akan meningkatkan kapasitas petani dengan membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) untuk pengembangan komoditas hortikultura dan penyiapan benih hortikultura bermutu.
Syahrul pun menyebut, saat ini ada sekitar tujuh investor yang sudah siap untuk masuk berinvestasi di kawasan tersebut.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menambahkan, pihak Swata yang telah menanamkan modal untuk pengembangan kawasan diantaranya adalah PT Indofood, PT Calbee Wings, PT Champ, PT Semangat Tani Maju Bersama, PT Agra Garlica dan PT Agri Indo Sejahtera, dan PT Karya Tani Semesta.
Dia menjelaskan, tahun 2020 ditargetkan pembukaan lahan untuk pembangunan seluas 1.000 hektare. Di mana, seluas 215 hektare yang mulai digarap menggunakan dana APBN. Sementara sisanya, 785 hektare akan dibangun oleh para investor.
Prihaso menegaskan, banyak sasaran yang ingin dicapai dari pembangunan food estate ini. Tidak hanya peningkatan luas tanam dan produksi bawang merah, bawang putih dan kentang, akan tetapi juga memperkuat kerjasama dan sinergitas petani dengan stakesholders terkait, sekaligus meningkatkan kapasitas petani serta membentuk kelembagaan ekonomi petani.
"Skema yag pas untuk menggerakkan agribisnis food estate ini adalah korporasi kemitraan antara petani dan investor. Petani sebagai sumberdaya manusia yang ada disini merupakan pemilik lahan, sekaligus sebagai tenaga kerja produktif," katanya.