Sabtu 31 Oct 2020 13:48 WIB

Kementan Apresiasi Ekspor Perdana Telur Tetas oleh CJ PIA

Total ekspor perdana telur tetas CJ Pia sebanyak 58 ribu butir

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 PT CJ PIA untuk pertama kalinya berhasil mengekspor telur tetas (hatching egg) sebanyak 58 ribu butir senilai Rp 1,88 miliar atau setara 130 ribu dolar AS ke Myanmar. Acara pelepasan ekspor dilakukan di lokasi produksi PT CJ PIA di Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (28/10).
Foto: Kementan
PT CJ PIA untuk pertama kalinya berhasil mengekspor telur tetas (hatching egg) sebanyak 58 ribu butir senilai Rp 1,88 miliar atau setara 130 ribu dolar AS ke Myanmar. Acara pelepasan ekspor dilakukan di lokasi produksi PT CJ PIA di Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (28/10).

EKBIS.CO,  SUKABUMI -- PT CJ PIA untuk pertama kalinya berhasil mengekspor telur tetas (hatching egg) sebanyak 58 ribu butir senilai Rp 1,88 miliar atau setara 130 ribu dolar AS ke Myanmar. Telur tetas yang diekspor merupakan telur yang dihasilkan dari grand parent stock dengan kualitas unggul strain ross umur 30 minggu untuk ditetaskan menjadi day old chick (DOC) parent stock.

Acara pelepasan ekspor dilakukan di lokasi produksi PT CJ PIA di Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (28/10). Acara pelepasan dihadiri oleh Direktur PT. CJ PIA (Mr. Park In Suh), Associate Director PT. CJ PIA (Dewa Putu Sumerta), Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Sugiono), dan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi (Iwan Karmawan).

Kementerian Pertanian (Kementan) yang diwakili oleh Sugiono selaku Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengapresiasi kegiatan ekspor oleh perusahaan pembibitan ini. Menurutnya ekspor ini sangat positif karena perusahaan bisa menjawab tantangan ekspor dari pemerintah.

“Saya mengapresiasi langkah ekspor yang ditunjukkan perusahaan. Produsen pembibitan Indonesia itu memang sudah seharusnya mampu bersaing di kancah internasional, bukan jago kandang,” kata Sugiono.

Ia memastikan, kualitas dari PT CJ PIA ini tidak diragunakan lagi. Lantaran PT CJ PIA merupakan salah satu produsen bibit ternak di Indonesia yang telah memperoleh sertifikat bibit ternak. 

Sugiono menambahkan, bahwa kegiatan ekspor ini juga sejalan dengan program Kementan yaitu Gerakan Tiga Kali Ekspor (GRATIEKS). Menurut dia, hal ini bukti bahwa kebijakan pengendalian supply and demand tidak mengurangi kemampuan ekspor perusahaan.

"Kami sangat bangga meskipun perusahaan terkena kebijakan pengendalian suplai seperti cutting telur tetas dan afkir dini parent stock, namun perusahaan tetap mampu melakukan ekspor," ucapnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah juga ikut memberikan apresiasi kepada PT CJ PIA atas capaian ekspor ini. Ia mengapresiasi kinerja produksi PT CJ PIA tidak berkurang meski sedang dalam masa pandemi covid-19.

Ia mengatakan ekspor yang dilakukan PT CJ PIA ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan ekspor komoditas pertanian."Atas terealisasinya ekspor pada hari ini, berarti semua yang telah diupayakan selama ini oleh pihak perusahaan telah membuahkan hasil yang baik, dan kami mengapresiasi karena telah memproduksi produk yang dapat diterima negara tujuan," kata Nasrullah.

Ia menjelaskan, salah satu target Kementan saat ini adalah memang peningkatan ekspor berbagai komoditas pertanian. Hal ini dilakukan melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS), yang mengusung tema 'maju', 'mandiri' dan 'modern'.

Harapannya, GRATIEKS ini bisa membuka peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan. Baik skala besar, menengah bahkan mikro dan para peternak yang siap ekspor untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Program GRATIEKS ini juga ditargetkan bisa meningkatkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300% menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan.

"Untuk itu, mari kita pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para pelaku usaha bersama-sama meningkatkan ekspor, dengan mencari negara tujuan baru, dan mengidentifikasi permintaan produk yang dibutuhkan oleh negara lain," paparnya.

Ia menambahkan, prinsip yang harus dipenuhi dalam mengisi peluang ekspor adalah kualitas, kuantitas dan keberlanjutan. Perlu adanya jaminan kualitas yang dapat bersaing, kemampuan memenuhi kuantitas yang dibutuhkan negara importir, dan kontinyuitas pasokan. 

"Disamping itu, yang tidak kalah penting yaitu efisiensi usaha agar produk kita semakin kompetitif," imbuh Nasrullah.

Nasrullah berharap, ekspor yang dilakukan oleh PT CJ PIA ini bisa terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor, sehingga produk peternakan Indonesia lebih mampu bersaing di perdagangan internasional.

Selain itu, diharapkan hal ini juga dapat memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya dengan meningkatkan kualitas produk dan promosi ke negara lain.

"Sekali lagi Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada PT CJ PIA dan semua pihak terkait atas dukungannya terhadap upaya peningkatan ekspor komoditas peternakan Indonesia," tutur Menteri SYL.

Sementara itu, Direktur PT. CJ PIA Mr. Park In Suh mengatakan pihaknya bekerja sangat keras agar mampu menjawab tantangan pemerintah yang menginginkan para perusahaan untuk dapat mengekspor produknya ke luar negeri. Terlebih pada masa pandemi covid-19 dan lemahnya daya beli masyarakat.

“Hal ini juga menjadi pembuktian bagi kami yang telah memenuhi tantangan dari pemerintah untuk dapat menggenjot semua perusahaan perunggasan yang ada untuk mengekspor produknya,” tutur Park In Suh.

Associate Director PT. CJ PIA Dewa Putu Sumerta menambahkan PT. CJ PIA berkomitmen untuk tahun depan akan mengekspor telur tetas dengan kuantitas dua kali lipat dan memperluas ke negara Vietnam dan negara-negara lain yang membutuhkan.

"Kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya atas kerja sama yang dilakukan oleh seluruh mitra kerja terutama dengan Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Subdirektorat Unggas dan Aneka Ternak, serta Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement