EKBIS.CO, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kemenangan pemilihan presiden Amerika Serikat akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Jika Joe Biden memenangkan pemilu maka eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China akan menurun.
Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira mengatakan dampak pemilu Amerika Serikat memiliki prospek besar bagi perdagangan Indonesia ke depannya.
“Biden akan memilih cara-cara yang lebih kompromis dalam menghadapi China karena ia lebih berpengalaman menjalin hubungan multilateral yang produktif pada era Obama,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (5/11).
Menurutnya situasi ini juga menguntungkan bagi Indonesia. Setidaknya pemulihan ekspor Indonesia lebih baik ke Amerika Serikat maupun sebagai pemasok bahan baku ke China.
“Selama ini kebijakan proteksionisme oleh Donald Trump yang merupakan kandidat dari Partai Republik sudah banyak merugikan kepentingan Indonesia termasuk dalam hal ekspor,” jelasnya.
Hal tersebut terbukti, kata Bhima, kinerja ekspor sebelum pandemi sudah lesu karena rendahnya permintaan bahan baku ke China dan ekspor langsung ke Amerika Serikat.
Kemudian, Bhima menilai, stimulus ekonomi Partai Demokrat akan lebih besar mendorong pemulihan daya beli kelas menengah di Amerika Serikat yang merupakan pasar besar produk garmen dan alas kaki dari Indonesia.
“Berbeda dengan Trump yang pro terhadap keringanan pajak bagi kelas atas atau elit,” ucapnya.
Biden juga mendorong upah minimum federal naik menjadi 15 dolar AS per jam dan akan berimbas pada permintaan barang dari Indonesia yang semakin besar jika daya beli di Amerika Serikat juga meningkat.
“Gelontoran stimulus di AS yang lebih besar akan mampu mempercepat pemulihan ekonomi global. Biden juga menaruh perhatian terhadap penanganan Covid-19 yang lebih serius dengan pendekatan sains,” ucapnya.
Dari sisi sektor keuangan, Bhima juga memprediksi jika Biden terpilih berdampak positif bagi kepentingan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari mulai masuknya dana asing ke bursa saham.
“IHSG sudah naik 5 persen dalam sebulan terakhir, sehingga berada level 5.207. Sesi pembukaan hari ini asing mencatat beli bersih atau nett buy Rp 136,5 miliar merespons positif hasil pemilu, Biden unggul dibanding Trump,” katanya.
Tak hanya itu, Biden turut memberikan angin segar ke arus modal asing jika terpilih karena investor Amerika Serikat yang selama ini bermain aman dengan beli emas, dolar, dan yen jepang atau safe haven mulai berani masuk ke emerging market.
“Salah satu yang akan diincar pastinya obligasi pemerintah Indonesia karena tawarkan bunga yang tinggi kepada investor,” ucapnya.