Sabtu 07 Nov 2020 13:59 WIB

Indef Apresiasi Sektor Pertanian tetap Tumbuh di Kuartal III

Peningkatan sektor pertanian berdanpak pada NTP dan NTUP Juni-September

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani menanam padi (ilustrasi).  Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Tauhid mengapresiasi  tumbuhnya sektor pertanian nasional di kuartal III tahun 2020 hingga mencapai 2,15 persen. Menurut Tauhid, angka tersebut memiliki nilai yang sangat luar biasa karena disaat bersamaan sektor lainya tengah dalam kondisi menurun.
Foto: Kementan
Petani menanam padi (ilustrasi). Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Tauhid mengapresiasi tumbuhnya sektor pertanian nasional di kuartal III tahun 2020 hingga mencapai 2,15 persen. Menurut Tauhid, angka tersebut memiliki nilai yang sangat luar biasa karena disaat bersamaan sektor lainya tengah dalam kondisi menurun.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Tauhid mengapresiasi  tumbuhnya sektor pertanian nasional di kuartal III tahun 2020 hingga mencapai 2,15 persen. Menurut Tauhid, angka tersebut memiliki nilai yang sangat luar biasa karena disaat bersamaan sektor lainya tengah dalam kondisi menurun.

"Saya kira ini hal yang sangat positif di tengah sektor-sektor lainnya tumbuh negatif meskipun belum normal sepenuhnya," ujar Tauhid berdasarkan rilis Kementerian Pertanian, Sabtu, (7/11).

Tauhid mengatakan, semua capaian positif ini jika dilihat secara tahunan (y on y) maupun secara kuartalan (q to q) selalu didukung banyaknya permintaan kebutuhan pada komoditas hortikultura dan perkebunan baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.

"Sektor pertanian selalu didukung permintaan yang lebih stabil, terutama pada komoditas hortikultura dan perkebunan, baik pasar dalam negeri maupun ekspor," katanya.

Meski demikian, Tauhid meminta agar pemerintah segera membenahi dan memperbaiki kondisi kontraksi pada subsektor peternakan dan perikanan yang turun akibat melemahnya permintaan sektor hotel, restoran dan rumah makan.

"Yang jelas perlu upaya kerja keras lagi mengingat Kuartal II tahun 2020 pertumbuhan YonY sudah 2,19 persen. Kontribusi khususnya dari subsektor tanaman pangan yang meskipun tetap positif di tengah panen raya kedua tanaman padi namun mengalami gejala penurunan permintaan seiring melemahnya daya beli," katanya.

Menyambung apa yang disampaikan Ahmad Tauhid, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menyampaikan, kegiatan panen raya padi kedua yang masih berlangsung di sejumlah daerah merupakan kontribusi utama atas tumbuhnya sektor pertanian di kuartal III. Selain itu, ada juga pertumbuhan pada subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayur.

"Dari perkebunan ada komoditas kakao, karet, cengkeh, tembakau yang berkontribusi. Pertumbuhan ini juga dipicu oleh serapan KUR Pertanian yang terus berjalan dengan baik," katanya.

Di samping itu, lanjut Kuntoro, BPS juga mencatat bahwa nilai ekspor pertanian pada periode Januari-September 2020 mencapai 2,82 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 9,7 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 2,57 miliar dolar AS.

"Untuk  nilai ekspor olahan pertanian pada periode yang sama juga meningkat sebesar 18,47 miliar dolar AS atau 5,97 persen jika dibanding tahun lalu yang hanya 17,43 miliar dolar AS," katanya.

Kuntoro mengatakan, peningkatan yang terjadi juga memiliki dampak besar pada naikknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Juni-September masing-masing sebesar 101,66 dan 101,74, dimana angka keduanya lebih besar dari 100.

Dengan angka tersebut, Kuntoro memastikan bahwa Kementan mampu memenuhi kebutuhan beras hingga akhir tahun mendatang. Kondisi ini dapat terlihat dari jumlah produksi beras Januari-September tahun 2020 yang mencapai 26,06 juta ton.

"Bahkan menurut rilis BPS diperkirakan sampai akhir Desember 2020 produksi beras akan mencapai 31,63 juta ton atau meningkat lebih dari 1 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka produksi tersebut maka akan ada stok di akhir tahun sebesar 7,4 juta ton," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement