Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Kemenangan Joe Biden bagai angin segar bagi industri teknologi China, salah satu sektor yang selalu menjadi bulan-bulanan Presiden Amerika Serikat (AS) periode 2016-2020, Donald Trump.
Bahkan, para eksekutif dan analis industri teknologi China berharap Joe Biden dapat menciptakan hubungan yang lebih konstruktif, sebagaimana informasi yang Warta Ekonomi kutip dari Reuters, Senin (9/11/2020).
"Ketika Biden menjabat, perusahaan teknologi di China mungkin merasa lega," ujar Direktur Konsorsium Internet dan Masyarakat di Universitas Komunikasi Zhejiang, Fang Xingdong.
Baca Juga: Samsung Mau Rilis Galaxy S21 Lebih Cepat, Guna Rebut Pangsa Pasar Pesaing?
Baca Juga: Kisah di Balik Startup, Grammarly: Asisten Virtual Pengoreksi Grammar, Punya 30 Juta DAU Loh
Masa kepemimpinan Trump telah mengajarkan pentingnya kemandirian bagi industri teknologi Negeri Tirai Bambu. Karena itulah, rencana China untuk mengembangkan kemampuan teknologi domestiknya tak berubah.
Xingdong berujar, "setidaknya, AS seharusnya kembali mengadvokasi keterbukaan, menghormati kembali persaingan yang adil, dan mengadvokasi inovasi. Akan tetapi, persaingan di bidang teknologi tinggi tidak akan berakhir. China dan AS akan bersaing dengan kemampuan masing-masing pada dekade berikutnya."
Sekadar informasi, akibat kebijakan dari pemerintahan Trump, sejumlah perusahaan China kehilangan pemasok teknologi dari AS--khususnya, ByteDance dan Huawei.
Analis Jefferies mengatakan, di bawah kepemimpinan Biden, potensi pelarangan penjualan ke China akan menurun. Sebab, ia akan berfokus pada masalah domestik.
Akan tetapi, banyak eksekutif yang menilai tindakan Trump berhasil mengekspos rentannya industri teknologi China. Oleh karena itu, mereka menyebut, kebijakan pembatasan dari Trump dapat menjadi prioritas kebijakan untuk negara.