EKBIS.CO, RIYADH -- Perekonomian Arab Saudi mengalami kontraksi selama lima kuartal berturut-turut. Namun berdasarkan perkiraan Otoritas Umum Statistik Arab Saudi, penurunan mulai mereda.
Produk Domestik Bruto (PDB) Arab Saudi menyusut 4,2 persen selama kuartal ketiga tahun ini. Hal itu masih disebabkan oleh gejolak pasar minyak yang terpukul dan pandemi Covid-19.
Meski begitu, angka tersebut lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal II 2020, PDB Arab Saudi menyusut sebesar 7 persen.
"Perkiraan kilat menunjukkan ekonomi rebound pada kuartal tiga setelah terjadi kontraksi tajam pada kuartal sebelumnya. Perincian menurut sektor tidak ada, tetapi dats konsisten dengan ekonomi nonminyak yang beroperasi sekitar 3 persen di bawah puncak sebelum virus, setengah dari ukuran kesenjangan pada kuartal dua," ujar Kepala Ekonom Pasar Berkembang Ziad Daoud seperti dilansir Bloomberg, Rabu (11/11).
Dana Moneter Internasional (IMF) telah memprediksi, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi akan menyusut 5,4 persen tahun ini. Angka tersebut paling ringan dibandingkan negara lain di kawasan teluk.
Menurut Kementerian Keuangan Arab Saudi, kekurangan anggaran negaranya diperkirakan akan melebar terbesar sejak 2016 menjadi sekitar 12 persen dari PDB. "Ini merupakan pertama kalinya Arab Saudi menerbitkan perkiraan pertumbuhan begitu cepat, sebagai bagian dari upaya memberikan informasi lebih tepat waktu tentang ekonomi Saudi kepada para pembuat keputusan," ujar otoritas tersebut.