EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan rintisan atau startup di dalam negeri masih sedikit yang melakukan go public atau mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme initial public offering (IPO). Hal tersbut berbanding terbalik dengan pertumbuhannya yang kian pesat.
CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan IPO merupakan salah satu alternatif yang tepat bagi startup untuk mencari pendanaan di tengah pandemi. "IPO merupakan salah satu opsi pendanaan untuk para startup agar bisa terus sustain di masa mendatang," kata Nicko, Rabu (11/11).
Berdasarkan data, menurur Nicko, startup yang melakukan exit melalui skema IPO mendapatkan keuntungan lebih banyak. Diantaranya dari segi pajak dan biaya modaf relatif lebih rendah. Selain itu, perusahaan tersebut memiliki tata kelola yang lebih sehat.
Untuk itu, lanjut Nicko, pihaknya mendukung perusahaan startup khususnya yang berbasia teknologi untuk bisa mencari pendanaan dari pasar modal. Nicko menilai perusahaan startup mampu mengukir pertumbuhan yang cepat, profitable dan sustainability.
Menurut Nicko, industri modal ventura saat ini lebih membidik perusahaan startup untuk menyalurkan pendanaannya. BRI Ventures sendiri baru saja meluncurkan Dana Ventura Sembrani Nusantara.
Kelolaan baru ini akan menyalurkan dana investasi dari pemilik modal kepada UMKM rintisan berbasis teknologi. Bulan ini, Sembrani Nusantara bersiap untuk berinvestasi di dua startup lokal yang memiliki potensi besar untuk berkembang dan mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia.
Untuk mendukung startup melakukan go public, BRI Ventures bersama BEI melalui IDX Incubator akan berkolaborasi bersama meluncurkan program akselerator untuk menjaring startup potensial yang akan diinkubasi dan disiapkan untuk go public.
Dengan dukungan program akselerator kolaborasi antara BRI Ventures dan BEI tersebut, startup atau UMKM di Indonesia diharapkan akan dapat melihat peluang IPO sebagai jalur alternatif yang bisa membantu mereka untuk melakukan go public.