EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa sektor pertanian merupakan satu diantara dua sektor lainya yang mampu menopang ekonomi nasional akibat krisis pandemi Covid 19 berkepanjangan. Lebih dari itu, Kemenkeu bahkan mencatat bahwa sektor pertanian mampu menyerap tenga kerja yang cukup tinggi.
"Jadi ada tiga sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi yaitu sektor pertanian, perdagangan dan juga sektor manufaktur. Nah, khsus untuk sektor pertanian, dari beberapa kali periode krisis memang menjadi shock absorber, dia semacam hero-nya perekonomian," ujar Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kemenkeu, Masyita Crystalin, Selasa, (24/11).
Terkait hal ini, Masyita mencontohkan banyak penduduk urban yang kembali ke Desa dan melakukan aktifitas bertani saat mereka kehilangan pekerjaan ataupun penurunan pendapatan. Contoh tersebut kata Masyita bisa dilihat saat terjadi krisis pandemi seperti sekarang ini.
"Sektor-sektor yang sifatnya shock absorber seperti itu perlu ditingkatkan value added dan daya saingnya agar mampu tumbuh lebih tinggi, sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di level selanjutnya," katanya.
Sebagaimana diketahui bersama, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sektor Pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi tiga dari tujuh lapangan usaha yang tumbuh positif pada kuartal III 2020. Pertumbuhan sektor pertanian bahkan mencapai 2,15 persen secara tahunan (YoY).
Kondisi ini menunjukkan bahwa hanya sektor pertanianlah yang relatif mengungkit pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan III tahun ini. Pertanian juga satu-satunya sektor dengan tren ekspor cenderung konsisten mengalami peningkatan.
BPS mencatat pada kuartal 2020 sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 16,24 Persen (q to q) dan di kuartal III tumbuh positif sebesar 2,15 persen.
Nilai ekspor pada bulan Oktober 2020 pun BPS mencatat ekspor pertanian mengalami pertumbuhan positif, yakni 0,42 miliar dolar AS atau tumbuh 1,26 persen (m to m) jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Secara YoY pun, ekspor sektor pertanian tumbuh 23,80 persen. BPS juga mencatat serapan tenaga kerja pertanian paling tinggi per Agustus 2020 yaitu 128,45 juta orang atau 29,76 persen.
Mengenai hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo terus mengembangkan pencetakan petani milenial hingga 2,5 juta orang untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Pencetakan ini penting dilakukan untuk meneruskan estafet petani muda unggul yang memiliki konsep pertanian modern dan berkelanjutan. Lebih dari itu, kehadiran regenerasi juga dinilai mampu mengembangkan market place serta meminimalisir kemungkinan adanya kerugian besar.