EKBIS.CO, JAKARTA -- Damri saat ini sudah mulai bersiap untuk mengantisipasi libur Natal dan Tahun Baru 2020/2021. Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Damri Sandry Pasambuna mengatakan siap menyediakan bus sehat untuk angkutan Natal dan Tahun Baru.
"Damri menyiapkan 2.133 armada bus sehat yang telah melalui serangkaian inspeksi keselamatan," kata Sandry dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (4/12).
Sandry memastikan Damri akan membuka penjualan tiket periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021 mulai 18 Desember 2020 hingga 5 Januari 2021. Dia menuturkan, penumpang dapat melakukan pembelian tiket melalui aplikasi Damri Apps, situs tiket.damri.co.id, dan kanal penjualan resmi lainnya.
"Damri melayani seluruh trayek antar kota antar provinsi (AKAP) serta antar kota dalam provinsi (AKDP)," tutur Sandry.
Rute bus AKAP dan AKDP tersebut beberapa diantaranya yakni jakarta-Lampung, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Wonosobo, Bogor-Yogyakarta, dan Jakarta Solo. Begitu juga dengan Bogor-Lampung, Bandung-Lampung, Tasikmalaya-Bengkulu, Jambi-Ponorogo, Malang-Tuhumulyo, dan rute lainnya.
Sandry memastikan dalam kondisi pandemi Covid-19 akan mengikuti ketentuan pemerintah dalam mengatur batas kapasitas penumpang. "Kapasitas bus maksimal hanya 70 persen dari kapasitas tempat duduk," ungkap Sandry.
Dengan begitu, Sandry menegaskan, tidak akan ada penumpukan pelanggan di dalam bus. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor SE 14 Tahun 2020 Tanggal 8 Juni 2020.
"Damri mengimbau kepada para pelanggan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mematuhi ketentuan perjalanan," jelas Sandry.
Untuk itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan calon penumpang Damri yakni dapat menunjukkan keterangan bebas Covid-19 dari tes cepat atau swab serta suhu tubuh kurang dari 37,3 derajat celcius. Penumpang juga harus mengenakan masker selama perjalanan.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan Balitbanghub sudah melakukan survei terkait kecenderungan masyarakat yang bepergian pada periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021. Budi mengatakan, dari survei yang dilakukan kepada 1.634 responden, 73 persen diantaranya memutuskan tidak melakukan mudik dan 27 persen akan melakukan mudik.
"Kemungkinan masyarakat mempertimbangkan waktu dan kondisi Covid-19 sehingga banyak yang tidak akan mudik. Mudah-mudahan masyarakat semakin sadar untuk tidak melakukan perjalanan," kata Budi dalam konferensi video, Jumat (4/12).
Budi mengatakan, dari responden yang ingin melakukan mudik beralsan 40 persen untuk ke kampung halaman dan 12 persen mengunjungi rumah saudara. Sementara 11 persen lainnya menuju tempat wisata.
"Melihat dari asal keberangkatan di Jabodetabek paling banyak melakukan perjalanan. Tujuan paling banyak sama setiap tahunnya yaitu jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," ungkap Budi.
Budi memprediksi pada periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021, akan terjadi penurunan penumpang yang datang menggunakan angkutan darat sebesar 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2019 jumlah penumpang angkutan darat sekitar 4,15 juta orang dan pada 2020 diperkirakan hanya 2,1 juta penumpang. Sementara untuk penumpang yang berangkat juga mengalami penurunan 48 persen dari 4,8 juta penumpang menjadi 2,5 juta penumpang.
Dia menambahkan, Kemenhub tetap melakukan ramp check bus dan kapal penyebrangan yang akan digunakan pada periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021. "Kesiapan sarana dan prasarana moda darat ada 50.317 unit bus dan 218 unit kapal penyebrangan," jelas Budi.