Para alumni Politeknik Pariwisata Bali atau Estepers, kembali menggelar Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2021 sebagai bentuk idealisme untuk kembali membangun pemulihan kepariwisataan Indonesia dengan terobosan-terobosan baru sesuai dengan aturan hidup baru, dan bersama-sama membangun ekonomi kreatif yang saat ini berkembang pesat melalui UMKM. Dengan tema"Finding The Exit Strategy Uncertainty", ITO keenam kalinya yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (11/12) dengan penerapan protokol kesehatan ketat ini dihadiri 300 peserta secara langsung dan 500 peserta secara virtual.
Penyelenggaraan Indonesia Tourism Outlook 2021 ini merupakan wadah dimana nantinya data – data serta celah-celah dari rencana pemerintah dalam upaya pemulihan Pariwisata Indonesia akan di suarakan. "Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2021 ini merupakan bentuk idealisme para alumni politeknik pariwisata Bali untuk kembali membangun pemulihan kepariwisataan Indonesia dengan terobosan-terobosan baru sesuai dengan aturan hidup baru," ujar Project Director Indonesia Tourism Outlook 2021 I Gede Nyoman Sapta Adi.
Pandemi Covid-19, menurut Sapta Adi, telah berdampak sangat besar terhadap berbagai sektor kehidupan khususnya di daerah-daerah yang menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi utamanya. Akibat pandemi tersebut, kunjungan wisatawan mancanegara dari berbagai negara ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Ketua Umum Estepers, I Nyoman Sukadana menambahkan pandemi Covid - 19 berimbas pada semua sektor kehidupan, terlebih pada daerah daerah yang menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi, namun pandemi ini tidak akan meluluhkan semangat sebagai insan pariwisata yang ingin bersama-sama untuk bisa bangkit kembali.
"Kami akan terus bergerak meski memang harus sedikit demi sedikit namun bersama-sama dalam upaya membangun kembali Indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis pada tatanan hidup baru."
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kementrian Pariwisata, Wisnu Bawa Tarunajaya yang membuka secara resmi acara menyatakan lembaga pendidikan harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berbekal keahlian dan kemampuan yang berdaya saing untuk ikut berlomba menangkap setiap kesempatan yang ada sekaligus mampu beradaptasi di lingkungan kerja.