EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) senilai Rp 25,6 triliun per November 2020. Adapun realisasi ini hampir mencapai target yang ditetapkan pemerintah senilai Rp 30 triliun.
Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengatakan realisasi penyaluran dana PEN sebagian besar mengalir ke sektor kredit pemilikan rumah (KPR). “Dukungan pemerintah dioptimalkan dengan baik oleh BTN, misalnya penyaluran dana PEN dan dana subsidi pemerintah. Pemerintah menempatkan dana kepada BTN sebesar Rp 10 triliun untuk mendorong sektor perbankan khususnya sektor perumahan,” ujarnya, Senin (14/12).
Dukungan pemerintah di tengah pandemi mendorong sektor properti tumbuh positif. Tercatat, kinerja sektor real estate tumbuh dua persen pada kuartal III 2020.
Ke depan, Pahala menyebut pihaknya masih membutuhkan dukungan sektor perumahan. Tak hanya dari sisi demand, tapi juga sisi supply.
“Sektor supply pun tetap butuh bantuan, misalnya kredit subsidi untuk kredit konstruksi, kalau selama ini subsidi diberikan untuk demand atau konsumen saja, mungkin dapat dipertimbangkan bagi pengembang untuk diberikan subsidi,” ucapnya.
Pahala menyebut BTN juga berupaya meningkatkan kinerjanya, melakukan inovasi produk KPR dan mengembangkan digitalisasi untuk meningkatkan akses sektor perumahan melalui portal www.btnproperti.co.id. Dengan pengembangan dan perbaikan portal tersebut, diharapkan aksesibilitas terhadap perumahan dapat lebih baik.
Pahala juga mengakui optimistis stimulus yang diberikan pemerintah pada 2021 dapat mengakselerasi sektor properti lebih cepat lagi karena perekonomian diprediksi membaik. Seperti diketahui, sektor perumahan memiliki multiplier effect yang tinggi, berpengaruh terhadap 174 sektor domestik, padat karya, padat modal, dan membuka lapangan pekerjaan.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto menambahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan mencapai lima persen. Angka itu jauh membaik dibandingkan pada 2020 yang diperkirakan mengalami kontraksi sebesar minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
“Sektor properti atau perumahan sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena pemerintah juga meyakini sektor tersebut sangat strategis, sehingga menjadi perhatian dalam program PEN,” ucapnya.