Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap para pelaku koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat beradaptasi dan bertransformasi ke arah usaha skala besar pada tahun 2021 mendatang.
“Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan dengan adanya situasi pandemi Covid-19. Kondisi ini juga dialami oleh 220 negara lainnya,” kata Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Situasi saat ini, menurutnya, berbeda dengan krisis tahun 1998 dan 2008.
Pandemi ini sangat berdampak pada UMKM, baik dari sisi supply maupun demand. Hal tersebut dikarenakan adanya pembatasan interaksi fisik yang menyebabkan perubahan perilaku dan juga pola konsumsi konsumen. Teten menambahkan, ada tantangan yang akan dihadapi dan perlu diantisipasi selain dampak kesehatan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, yaitu bertambahnya angka kemiskinan.
Menukil data Kenterian Keuangan tahun 2020, angka kemiskinan diprediksi akan bertambah 4,86 juta orang. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik, angka pengangguran juga diperkirakan akan bertambah sebanyak 9,77 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,07%.
“UMKM dan kewirausahaan tetap menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional selama mampu beradaptasi dan bertransformasi. Hal ini karena proporsi UMKM yang mendominasi populasi pelaku usaha di Indonesia hingga 99%,” kata dia menambahkan. Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini, memiliki program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan anggaran sebesar Rp123,46 triliun.
Kementerian mencatat, BanPres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) telah dikucurkan kepada 12 juta pelaku usaha mikro berupa hibah modal kerja sebesar Rp2,4 juta per orang. Kementerian Koperasi juga, saat ini, sedang fokus dalam mendorong digitalisasi koperasi dan UMKM melalui program peningkatan kapasitas SDM, perbaikan proses bisnis, dan perluasan akses pasar.
“Respon masyarakat cukup antusias dapat dilihat sebanyak 102.672 masyarakat sudah mengakses dan mengikuti kelas daring melalui EDUKUKM.ID serta 10.013 pelaku UKM melalui SPARC Campus yang diselenggarakan oleh BLU kami yaitu LLP-KUKM SMESCO,” ujar Teten.
Selain itu, tambah Teten, di tengah pandemi ini ada tambahan 2 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital sehingga ada 10,25 juta UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital atau sekitar 16% dari total populasi UMKM. “Hal ini menunjukkan tren ekonomi digital selama pandemi tumbuh positif. Ini merupakan peluang baru di masa pandemi Covid-19, di mana Porsi Ekonomi Digital Indonesia adalah terbesar di Asia Tenggara,” kata Teten menambahkan.
Di tahun 2021, ada empat pilar yang akan menjadi pondasi terobosan bagi Kementerian Koperasi dan UMKM dalam melakukan adaptasi dan transformasi. Keempat pilar tersebut adalah Koperasi Modern, Usaha Mikro (Sektor Informal ke Formal), UKM masuk ke Rantai Pasok, dan Transformasi Wirausaha Produktif.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id