Jumat 01 Jan 2021 10:33 WIB

Mentan Syahrul: Pandemi Berlalu, Kesejahteraan Petani Naik

Pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pangan, termasuk musim tanam jangka panjang

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Petani menanam padi di persawahan desa Klambu, Grobogan, Jawa  Tengah, Senin (23/11/2020). Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi padi tahun 2021 akan mencapai 63,50 juta ton dan itu lebih tinggi dari target produksi 2020 yang mencapai 59,15 juta ton. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.
Foto: ANTARA
Petani menanam padi di persawahan desa Klambu, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (23/11/2020). Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi padi tahun 2021 akan mencapai 63,50 juta ton dan itu lebih tinggi dari target produksi 2020 yang mencapai 59,15 juta ton. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.

EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap pandemi Covid-19 bakal selesai pada tahun ini sehingga situasi dapat kembali normal. Seiring dengan berlalunya pandemi, ia pun meyakini kesejahteraan petani di Indonesia bisa kembali meningkat.

"Semoga pandemi dapat segera berlalu dan 2021 menjadi tahunn lebih bermakna untuk menghadirkan kehidupan yang semakin sejahtera, ketersediaan pangan yang makin baik dan kesejahteraan petani yang meningkat," kata Syahrul, Jumat (1/1).

Ia sekaligus mengucapkan selamat menyambut tahun baru kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian, tokoh-tokoh pertanian, pemerhati sektor pertanian, dan tentunya pada para petani yang terus bekerja memproduksi pangan nasional.

Syahrul menyatakan stok pangan selama tahun 2020 aman terkendali. Upaya pemerintah dalam menjamin ketersediaan pangan nasional terus dilakukan, salah satunya dengan melakukan musim tanam jangka panjang hingga dua tahun ke depan."Secara umun 11 bahan pokok dasar kita dalam kendali aman. Khusus untuk beras kami telah mempersiapkannya sampai dua tahun kedepan sesuai petunjuk presiden," katanya.

Syahrul menjelaskan, dalam mempersiapkan pasokan beras, pihaknya sudah melakukan Musim Tanam 1 dan 2 pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton, dimana produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.

Lebih lanjut, kata Syahrul, pada musim tanam 2 ada sekitar 5,2 juta hektare lahan yang sudah ditanam dengan baik sejak Juli sampai Desember 2020. Produksi ini menghasilkan 25 juta ton gabah kering, sehingga jika dijumlah dengan sisa yang ada maka akan terjadi over srok di tahun 2021 sekitar 7 juta ton.

"Ditambah untuk kesiapan pada 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020-Maret 2021 akan ada 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 menyampai 8-9 juta ton," katanya.

Kendati demikian, ia mengakui masih ada beberapa hambatan yang disebabkan oleh cuaca. Karena itu, pihaknya melakukan percepatan memburu air, percepatan in out pada daerah banjir, dan upaya lainnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement