EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan kredit sebesar Rp 892,8 triliun hingga akhir 2020. Tercatat pencapaian tersebut mengalami kontraksi minus 1,61 persen jika dibandingkan 2019 sebesar Rp 907,4 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pencapaian ini mengindikasikan strategi penyaluran kredit Bank Mandiri telah sejalan dengan keinginan untuk tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang. Pencapaian tersebut juga masih di atas pertumbuhan industri nasional terkontraksi minus 2,41 persen.
"Penyaluran kredit perseroan yang terkontraksi minus 1,61 persen yoy secara ending balance, tapi masih lebih baik bila dibandingkan kontraksi minus 2,41 persen yang dialami perbankan nasional," ujar Darmawan saat konferensi pers virtual, Kamis (28/1).
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi pada akhir 2020 tumbuh 12,24 persen yoy menjadi Rp 1.043,3 triliun. Pertumbuhan DPK juga masih lebih baik jika dibandingkan industri perbankan tumbuh 11,1 persen.
"Kami menerapkan kebijakan penyaluran kredit secara prudent dan selektif kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat," ucap Darmawan.
Ke depanya, Bank Mandiri berupaya mengantisipasi pembengkakan non performing loan (NPL) akibat dampak dari perpanjangan restrukturisasi kredit. Per 31 Desember 2020 Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 543.756 debitur dengan nilai mencapai Rp 123,4 triliun.