Selain itu, likuiditas perseroan sepanjang 2020 juga masih melimpah. Hal ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) sebesar 83,7 persen. Ini mampu menyediakan ruang untuk tumbuh, maupun memberikan dividen kepada pemegang saham yang tingkatnya masih preferable.
"CAR 21,17 persen, mengindikasikan BRI tumbuh sustainable dan bahkan bisa beri dividen dengan tingkat preferable ke pemegang saham," ucapnya.
Pada tahun lalu, perseroan membagikan dividen kepada pemegang saham dengan tingkat atau rasio 60 persen dari total laba bersih konsolidasi tahun buku 2019 senilai Rp 34,4 triliun. Per akhir Desember 2020, BRI masih mampu mencetak laba bersih konsolidasian positif sebesar Rp 18,66 triliun di tengah pandemi Covid-19.
“Pada tahun ini perseroan optimistis bisa mencetak pertumbuhan di atas rata-rata perbankan nasional. Strategi BRI Group diapresiasi shareholder, ini tercermin dari peningkatan harga saham BBRI tembus angka tertinggi yang menjadikan BRI emiten BUMN pertama yang kapitalisasi pasar tembus Rp 603,06 triliun pada 20 Januari 2021 lalu," ucapnya.