EKBIS.CO, WONOSOBO -- Bertepatan dengan Harlah NU pada hari ini, para pedagang kaki lima yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Kecil (KOMPAK) Wonosobo melakukan peringatan dengan cara berjualan di pinggir jalan protokol. Mereka berjualan di ruas jalan Soekarno Hatta dan jalan Tirta Aji yang ada di kota itu.
''Para pedagang kaki lima sepakati bila tiap akhir bulan dilakukan upacara, mamanya: Apel Kekompakan. Ini sesuai dengan jargon NU, al-ittihadu asasun-najah bahwa persatuan menjadi landasan keberhasilan,'' kata pembina Komunitas Pelaku UMKM dan Pedagang Kecil Wonosobo, Idham Cholid, dalam rilisnya ke Republika.co.id (31/1).
Menurutnya, pada Apel Kekompakan yang pertama ini terbilang istimewa karena bertepatan dengan Harlah ke-95 Jam'iyah Nahdlatul Ulama. Sejumlah 300 pedagang kecil berseragam mengikuti upacara di halaman kantor DPRD Wonosobo.
"Berkah nderek Lampah Hadlratus-Syaikh KH. Hasyim Asy'ari," demikian tema Harlahnya. Mereka gak muluk-muluk, sekadar ingin meneladani pendiri NU tersebut,'' kata Idham.
Bagi mereka, lanjut Idham, Hadlratus-Syaikh harus diteladani. Maha gurunya para kiai ini tak hanya alim 'alamah', tak hanya berceramah, tapi mencontohkan langsung dengan sikap, perilaku dan tindakannya.
"Pada 1918 beliau mendirikan "Syirkatul Inan" yaitu koperasi para pedagang, sebagai bagian dari gerakan Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Para Pedagang). Hadlratus-Syaikh langsung menjadi Ketuanya,'' ujarnya.
Selanjutnya, tegas Idham, gerakan sepele inilah yang justru yang harus diteladani. Sebuah gerakan yang dimulai bukan dari yang besar, tetapi dari yang dianggap kecil, tapi menjadi agenda besar.
"Itulah pemimpin yang sebenarnya. Bukan yang selalu mengecilkan hal-hal besar, juga meremehkan agenda serius keumatan,'' tandasnya.