EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan cuaca buruk dengan intensitas curah hujan tinggi turut mempengaruhi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,26 persen.
“Adanya dampak La Nina sehingga menyebabkan banjir di beberapa sentra produksi,” kata Kepala BPS Suhariyanto ketika mengumumkan perkembangan inflasi Januari 2021 secara virtual di Jakarta, Senin (1/2).
Inflasi menurut kelompok pengeluaran, kata dia, ada beberapa komoditas dari makanan minuman dan tembakau memberikan andil terhadap kenaikan harga. Komoditas yang mengalami kenaikan harga karena cuaca buruk itu di antaranya cabai rawit dan ikan segar.
Suhariyanto menjelaskan cabai rawit memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen. Kemudian ikan segar memberikan andil kepada terhadap inflasi sebesar 0,04 persen.
“Cabai rawit kenaikan terjadi di 87 kota, tertinggi di Kupang kemudian di Bima,” katanya.
Sementara itu komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga adalah tempe dan tahu yang masing-masing memberikan andil terhadap inflasi mencapai 0,03 persen dan 0,02 persen. Kenaikan harga tempe dan tahu itu, lanjut dia, karena dipicu kenaikan harga impor kedelai di pasar internasional harga tempe dan tahu meningkat.
BPS meminta pemerintah mewaspadai bencana banjir di beberapa daerah karena berpotensi menganggu pasokan beberapa komoditas salah satunya yang terpenting adalah beras. Meski selama dua tahun terakhir, lanjut dia, pergerakan harga beras stabil dan tidak berpengaruh kepada inflasi.
“Hasil pengamatan lapangan pada Desember 2020, produksi beras Januari-Maret akan bagus, yang perlu diwaspadai adalah adanya banjir di beberapa daerah. Kita harap banjir pengaruhnya tidak akan begitu buruk sehingga potensi yang kita miliki tetap akan terjaga,” imbuhnya.