Selasa 02 Feb 2021 14:13 WIB

Bank Dunia: Kudeta Myanmar Ancam Pembangunan Negara

Angkatan Darat Myanmar, Senin (1/2) pagi waktu setempat, mengambil alih kekuasaan.

Red: Nidia Zuraya
Tentara dikerahkan di jalan di Naypyitaw, Myanmar, 01 Februari 2021. Tentara mengatakan bahwa anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer karena perselisihan yang muncul dari pemilu diadakan pada November 2020. Pengambilalihan kekuasaan oleh tentara pada 01 Februari terjadi beberapa jam sebelum sidang pertama parlemen sejak pemilu 08 November yang menyerahkan mayoritas besar kepada partai NLD Suu Kyi.
Foto:

"Kami tetap berkomitmen terhadap tujuan-tujuan tersebut. Kami selalu mendukung rakyat Myanmar," kata Bank Dunia.

Berdasarkan data Bank Dunia pada situs resminya, lembaga itu menyiapkan pinjaman sebesar 900 juta dolar AS (Rp 12,6 triliun) untuk Myanmar pada 2020, dan 616 juta dolar AS (Rp 8,6 triliun) pada 2017.

Bank Dunia menyebut telah ada kemajuan pada kesejahteraan sosial d Myanmar sejak reformasi pada 2011, dengan angka kemiskinan turun dari 48 persen pada 2005 menjadi 25 persen pada 2017.

Momen reformasi melambat setelah 2016, seiring dengan pemerintahan sipil yang terpilih ketika itu kesulitan memaparkan visi ekonomi, kata Bank Dunia.

Namun Bank Dunia juga menyebut pemerintah Myanmar baru-baru ini mengadopsi rencana pembangunan berkelanjutan yang ambisius dan memperbaharui agenda reformasi ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Myanmar diperkirakan turun menjadi 0,5 persen saja di tahun fiskal 2019/2020 dari 6,8 persen di tahun sebelumnya, menurut Bank Dunia, dan ekonomi bisa kontraksi sebesar 2,5 persen jika pandemi Covid-19 terus terjadi berkepanjangan.

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement