EKBIS.CO, JAKARTA -- Beberapa pedagang makanan berbahan dasar ayam mengeluhkan kenaikan harga komoditas tersebut di pasar. Kenaikan harganya pun cukup variatif.
Penjual soto ayam di Cikini, Jakarta Pusat, Erdiantoro mengaku saat ini membeli ayam dengan harga Rp 39 ribu per kilogram (kg). Harga tersebut naik tajam dibandingkan sebelum tahun baru yang hanya sekitar Rp 25 ribu sampai 26 ribu per kg.
"Harganya memang lagi mahal habis sejak habis tahun baru. Buat soto kan pakai ayam peren yang putih dan besar, itu agar lebih murah saya tidak beli di pasar tapi langsung dari kandangnya di dekat Pasar Rawasari (Jakarta Pusat)," jelas dia kepada Republika, Rabu (3/2).
Kenaikan itu, kata dia, cukup memberatkan. Apalagi setiap hari, ia membeli sekitar 20 kg ayam peren sebagai bahan utama dagangannya.
Penjual ayam goreng di Parung, Bogor, Bambang Puspito pun menyatakan, saat ini harga ayam tengah naik. Biasanya ia membeli ayam hidup seharga Rp 24 ribu per ekor, namun kini mencapai Rp 28 ribu per ekor.
"Kira-kira sudah dua mingguan harga ayam naik. Saya beli langsung ayam hidup dari kandang di Pasar Parung," ujarnya saat ditemui di Republika hari ini (3/2).
Sebenarnya, kata dia, stok ayam cukup banyak di distributor maupun pasar. Hanya saja harganya tiba-tiba naik, membuat Bambang harus memutar otak agar tetap dapat menutup modal sekaligus mendapat keuntungan.
Berbeda dengan Bambang, penjual pecel ayam di Pondok Cabe, Tangerang Selatan yakni Mujiono, justru mengaku tidak merasa ada kenaikan harga ayam. "Sekarang saya beli ayam di pasar dengan harga Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu per kg. Itu harga standar, biasanya pun memang segitu harganya," tutur dia kepada Republika.
Meski begitu sebagai pedagang, sambungnya, kenaikan harga ayam memang perlu diwaspadai. Sebab, harga komoditas tersebut sering naik turun tiba-tiba.