EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada tahun ini akan mengimpor minyak mentah sebesar 118,4 juta barel untuk memenuhi kebutuhan kilang pengolahan Pertamina. Angka ini naik dibandingkan realisasi impor minyak mentah pada 2020 sebesar 78,7 juta barel.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, Pertamina memutuskan untuk melakukan peningkatan volume impor minyak mentah karena adanya penurunan entitlement GOI akibat ICP ynag masih rendah. Di satu sisi, langkah ini diambil perusahaan untuk mengoptimalisasi kilang-kilang.
"Tapi kami tidak hanya impor saja. Kami juga melakukan ekspor minyak mentah karena memang ada produksi dalam negeri yang sebenarnya lebih cocok untuk diekspor," ujar Nicke di Komisi VII DPR, Selasa (9/2).
Nicke menjelaskan, langkah impor yang lebih tinggi ini di satu sisi diambil perusahaan karena minyak mentah impor memiliki harga yang lebih efisien dan cocok diolah di kilang pertamina.
Nicke menjelaskan pada tahun ini Pertamina berencana untuk ekspor minyak mentah sebesar 2,3 juta barel. "Ekspor ini dengan harga minyak sebesar 59,8 dolar AS per barel. Sedangkan impor kita mendapatkan harga 57,8 dolar AS per barel," ujar Nicke.
Nicke melanjutkan, meski Pertamina masih melakukan impor, tetapi tidak mengubah neraca ekspor impor minyak mentah. "Kami masih bisa surplus sebesar 75 juta dolar AS karena adanya perbedaan selisih harga yang lebih murah," tambah Nicke.