EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pandemi covid-19 menjadi momentum bagi BUMN untuk melakukan percepatan transformasi. Erick menyebut peran penting BUMN dalam membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi. BUMN tak sekadar fokus pada aktivitas bisnis, melainkan juga terkait pelayanan kepada masyarakat.
"BUMN sangat fundamental bagi pengembangan ekonomi Indonesia dengan total aset sekitar 650 miliar dolar AS dan memiliki kontribusi besar terhadap PDB," ujar Erick dalam MNC Group Investor Forum 2021 bertajuk 'Recovery Story after the Big Reset' pada Rabu (3/3).
Erick mengaku terus mendorong transformasi BUMN terutama dalam hal inovasi digital guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi budaya kerja pada perusahaan. Erick menilai digitalisasi sangat penting dalam sejumlah sektor penting seperti manufaktur, infrastruktur logistik, ekosistem kesehatan, transisi energi, ekowisata, inklusi keuangan, dan reformasi jaminan sosial.
"Ini komitmen saya dalam mendorong BUMN menjadi lebih akuntansi, profesional, dan transparan. Transformasi menjadi agenda penting bagi BUMN," ucap Erick.
Erick menyampaikan upaya pemulihan ekonomi tak bisa dilakukan BUMN sendiri, melainkan juga berkolaborasi dengan sektor swasta untuk ekonomi yang lebih baik. Erick telah menancapkan lima pilar utama dalam percepatan transformasi BUMN yang meliputi menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial bagi masyarakat; inovasi model bisnis; pemanfaatan teknologi; investasi; dan pengembangan SDM.
"Peta jalan strategis kami didasarkan pada lima pilar. Salah satunya, inovasi model, termasuk membangun ekosistem timbal balik dan kerja sama dengan swasta. Kami harus merangkul sektor swasta karena keahlian dan pengalaman mereka," ungkap Erick.
Oleh karena itu, Erick juga membuka ruang kerja sama bagi swasta dalam lima proyek BUMN yang meliputi pengembangan baterai kendaraan listrik, kawasan industri Batang, transformasi Sarinah, Indonesia Investment Authority atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI), hingga pengembangan hub pariwisata kesehatan di Sanur, Bali.
"Kami berharap kerja sama dengan swasta dapat menciptakan nilai tambah bagi negara. Semua transformasi dan upaya ini melibatkan pendekatan baru dan kemitraan yang kuat antara BUMN dan swasta," lanjut Erick.
Mengenai industri baterai listrik, Erick percaya masa depan tidak hanya akan menggunakan lebih banyak inovasi digital, melainkan juga didukung energi terbarukan dengan lebih banyak kendaraan mobil listrik di jalanan. Indonesia memiliki potensi sebagai pemain besar industri baterai listrik lantaran memiliki cadangan nikel yang besar sebagai bahan baku utama baterai lithium.
"Kami telah melibatkan pemain global di industri baterai listrik seperti CATL dari Cina, dan LG Chem dari Korea untuk bekerja sama dan ambil bagian dalam mengembangkan ekosistem baterai listrik nasional. Kami berharap dapat bermitra dengan lebih banyak perusahaan swasta, terutama perusahaan lokal," kata Erick.
BUMN, lanjut Erick, juga telah mengembangkan infrastruktur dasar kawasan industri terintegrasi seluas 4.300 hektare di Batang, Jawa Tengah. Dengan begitu, investor swasta dapat fokus pada bisnisnya dengan menjadikan kawasan industri Batang sebagai pusat otomotif dan pusat manufaktur elektronik.
Hal lain yang sedang dilakukan BUMN, kata Erick, ialah transformasi Sarinah yang merupakan department store sekaligus gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Saat ini, ucap Erick, Sarinah sedang dalam renovasi dan akan disulap menjadi ruang publik dengan konsep community mall. Erick mengatakan Sarinah akan menjadi wadah bagi produk lokal ke depan.
"Sarinah juga menjalin kemitraan dengan Dufry yang memiliki lebih dari 420 lokasi di seluruh dunia untuk menjual produk merek lokal Indonesia tertentu di gerai mereka secara global," ucap Erick.
Kementerian BUMN, ungkap Erick, membangun ulang Sarinah guna meningkatkan bisnis dan memberdayakan ekosistem yang kuat untuk produk lokal Sarinah.