Mengalahkan berbagai saingan, ShopeePay memimpin pasar dompet digital pada awal 2021, berdasarkan hasil riset Nerosensum Indonesia pada November-Januari 2021.
Perusahaan riset itu menggelar studi terhadap 1.000 responden pengguna aktif e-commerce di usia 19-45 tahun di 8 kota besar Indonesia, dari Jabodetabek, kota-kota besar di pulau Jawa, dan kota besar lain di Tanah Air.
"Hasil data riset bermanfaat untuk dipelajari lebih lanjut demi menyempurnakan pengetahuan dalam merencanakan strategi pemasaran dan bisnis. Terutama, ketika pengguna e-wallet sudah mengungguli perbankan sehingga bukan sesuatu yang asing lagi," jelas Managing Director Neurosensum Indonesia, Mahesh Agarwal, dikutip Rabu (3/3/2021).
Baca Juga: Layanan Dompet Digital Indonesia Dibikin Geger oleh ShopeePay
Baca Juga: Dibayangi Risiko Boikot Cryptocurrency, Bank Kripto Ini Ambil Strategi Ini
Penetrasi ShopeePay berada di puncak (68%), lalu ada Ovo (62%), Dana (54%), Gopay (16%), dan LinkAja (23%). Tak cuma itu, ShopeePay juga mencatat total transaksi terbanyak (33%), membuat saingannya bertekuk lutut, dengan rincian: Ovo (24%), Gopay (19%), Dana (18%), dan LinkAja (6%).
Mengapa konsumen begitu banyak menggunakan ShopeePay? Berikut ini alasannya:
1. Penggunaan mudah
54% responden riset Neurosensum Indonesia mengasosiasikan ShopeePay dengan kemudahan dalam berbelanja daring. Di sisi lain, pesaingnya hanya meraih angka 20% ke bawah, dengan rincian: Ovo (20%), Dana (14%), Gopay (9%), dan LinkAja (4%).
2. Menawarkan banyak promosi
Menurut responden, ShopeePay menawarkan jajaran promosi terbanyak (42%), Ovo (25%), Gopay (16%), Dana (13%), dan LinkAja (4%). Di mata 41% konsumen, promosi ShopeePay memuaskan karena syarat dan ketentuannya lebih sedikit daripada pesaing. Di posisi kedua ada Ovo (25%), lalu Gopay (16%), Dana (14%), dan LinkAja (4%).
3. Lebih dari 1/3 konsumen setuju ShopeePay bertumbuh pesat
Oleh karena itu, 34% menganggap ShopeePay merupakan dompet digital dengan pertumbuhan pesat dalam 3 bulan terakhir, lalu ada Ovo (25%), Dana (20%), Gopay (17%), dan LinkAja (4%).