Jumat 12 Mar 2021 14:35 WIB

Menteri KKP Dorong Penjualan Garam Secara Digital

Penjualan garam secara daring dapat mempermudah penjual dan pembeli bertransaksi

Rep: m nusryamsi/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi produksi garam di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (12/3).
Foto: dok kkp
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi produksi garam di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (12/3).

EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan produksi garam di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah meningkat sejak adanya tunnel garam di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kebunen, Jateng. Hal ini Trenggono sampaikan saat mengunjungi kampung garam tersebut pada Jumat (12/3).

"Dalam sekali produksi, kampung garam ini bisa menghasilkan sekitar 7,2 ton yang didominasi garam kosmetik," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (12/3).

Trenggono mendorong masyarakat dan pemda memasarkan garam yang dihasilkan secara daring seperti yang saat ini sudah mulai berjalan, namun belum maksimal.

Menurut Trenggono, penjualan garam secara daring dapat mempermudah penjual dan pembeli bertransaksi sehingga diharapkan penyerapan terhadap garam yang diproduksi bisa lebih maksimal. Dengan demikian penghasilan petambak garam ikut meningkat."Penjualan lewat daring itu sangat bagus. Kita harus dorong agar tidak ada tengkulak," ucap Trenggono. 

Trenggono menjelaskan tunnel produksi di Kampung Garam jumlahnya mencapai 40 unit dan mulai dioperasikan sejak akhir 2020. Pembuatan tunnel ini bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah untuk membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Trenggono mengapresiasi langkah petambak garam di Kebumen yang mau berkembang. Untuk itu, Teenggono meminta jajarannya membantu kelompok petambak menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan."Bisa dibuatkan nanti rumah kacanya. Satu blok dulu untuk model," kata Trenggono.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut TB Haeru Rahyu mengatakan akan langsung melakukan konsolidasi internal membahas rencana pembangunan rumah kaca untuk produksi garam piramid. "Kami juga akan koordinasi dengan pemda untuk ini," ujar Haeru.

Kelompok petambak garam Cirat Segoro Renges yang berproduksi di Kampung Garam. Terdapat 26 anggota di dalamnya dan yang mereka hasilkan adalah garam kosmetik serta garam konsumsi. Harga jual per kilogramnya di kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu dengan pasar sekitaran Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lampung.

Ketua Kelompok Cirat Segoro Renges Budi Santoso menyebut penjualan garam melalui daring dengan memanfaatkan media sosial. Budi berharap adanya bimbingan dari pemda dan juga UPT KKP supaya penjualan bisa lebih masif.  

"Kami sudah jual lewat daring tapi masih belum banyak. Kebanyakan yang beli datang langsung. Tapi ke depannya memang harus daring. Kami harap ada pendampingan supaya pengemasan dan promosi yang dilakukan secara daring lebih besar hasilnya," ucap Budi.

Saat ini, Budi dan anggotanya sedang mengembangkan produksi garam piramid. Garam ini memiliki harga jual lebih tinggi mencapai Rp 250 ribu per kilogram. Namun dibutuhkan infrastruktur rumah kaca yang sekarang belum tersedia di Kampung Garam.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement