EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit UMKM sektor pertanian tumbuh positif 16,7 persen pada Desember 2020. Adapun sektor ini tumbuh positif jika dibandingkan sektor lainnya di tengah pandemi.
Pertumbuhan positif juga dirasakan oleh salah satu himpunan bank milik negara (Himbara). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kredit sektor pertanian tumbuh 9,22 persen per akhir Desember 2020.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan salah satu pendorong sektor pertanian perseroan berasal dari pertanian palawija kedelai, perkebunan tanaman rempah vanili dan kombinasi pertanian atau perkebunan dengan peternakan (mixed farming).
“Hingga akhir Desember 2020 kredit BRI sektor pertanian tumbuh 9,22 persen yoy. Apabila dirinci, persentase porsi pembiayaan ke sektor pertanian terbesar yakni segmen mikro pada 2020 meningkat menjadi 17,63 persen yoy,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (22/3).
Aestika menyebut perseroan menyadari sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang membuka lapangan kerja terbanyak di Indonesia, sehingga diperlukan dorongan berupa pembiayaan. Maka itu, perseroan berupaya menyalurkan fasilitas pembiayaan sektor pertanian agar terus tumbuh.
“Kami juga akan berupaya menciptakan ekosistem, sehingga mengintegrasikan bisnis pelaku UMKM dan koperasi dalam sebuah klaster dengan off taker, sehingga memberi manfaat rantai nilai (value chain) yang lebih besar. Langkah ini sebagai upaya pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan sektor pertanian dalam sebuah ekosistem yang mendukung ketahanan sektor pangan,” ungkapnya.
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendapat kenaikan kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) cukup besar tahun ini. Adapun total jatah KUR yang dipercayakan pemerintah untuk disalurkan perseron sebesar Rp 32 triliun.
GM Divisi Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo mengatakan perseroan sudah melakukan persiapan matang untuk menyalurkan KUR yang akan difokuskan pada sektor pertanian, industri dan jasa.
"Ada beberapa strategi yang kami siapkan, salah satunya melakukan digitalisasi proses bisnis untuk peningkatan kecepatan dan keakuratan," ucapnya.
Adapun total jatah KUR meningkat 45,4 persen jika dibandingkan dengan kuota 2020 sebesar Rp 22 triliun. Kenaikan kuota ini juga sejalan dengan langkah pemerintah yang memutuskan penambahan plafon KUR kepada kepada UMKM tahun ini untuk mempercepat pemulihan ekonomi masa pandemi Covid-19.