Ronald mengatakan perkembangan industri saat ini sudah cukup baik dan dapat terus ditingkatkan. Apalagi kini sudah ada bank syariah skala besar yang bisa jadi penguat infrastruktur keuangan syariah sehingga memberi ruang positif untuk tumbuh.
Dari sisi regulator juga, menurutnya, sudah sangat mendukung dan memperhatikan sejumlah regulasi yang bisa memfasilitasi pertumbuhan fintech syariah. Industri dapat memanfaatkan momentum tersebut, di samping menangkap tren investasi yang berkembang di masyarakat.
"Ada kecenderungan bahwa pengusaha cari alternatif pembiayaan sehingga mereka datang ke fintech, dan dari sisi investor juga cari alternatif investasi dan memulai," kata Ronald.
CEO ALAMI, Dima Djani mengatakan industri fintech syariah memang masih berpeluang besar mencatat pertumbuhan terus menerus. Saat ini, industri juga sudah sangat aktif, baik untuk kolaborasi, meningkatkan literasi, dan operasional bisnis.
Ini terbukti dengan tetap tumbuhnya penyaluran pembiayaan meski di masa pandemi Covid-19. Menurut Dima, hal tersebut dapat terjadi salah satunya karena peningkatan literasi masyarakat terhadap fintech syariah.
"Mungkin lebih perlu berkoordinasi dalam pertumbuhannya," katanya. Terkait laporan Dinar Standard, Dima juga menggarisbawahi perlunya lebih banyak branding dan success story dari Indonesia untuk dibawa ke kancah internasional.