Selasa 23 Mar 2021 17:55 WIB

Kondisi Belum Stabil, GPBSI Sulit Mendata Bioskop yang Buka

GPBSI menyebut pengusaha harus siap merugi bila bioskop terus buka

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas merapikan tanda jarak pada kursi penonton di studio Bioskop CGV 23 Paskal, Kota Bandung. Meski sebagian bioskop telah kembali beroperasi, melakukan pendataan nasional masih menjadi pekerjaan rumah yang berat. Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin.
Foto:

Untuk kembali buka, pengelola bioskop pun harus siap merugi. Pasalnya, kapasitas penonton tidak bisa maksimal. Banyak penonton belum berani kembali ke bioskop dan tidak dimungkiri daya beli jatuh akibat perekonomian yang merosot.

Demikian pula film yang diputarkan pun tidak semuanya diminati penonton, baik impor maupun nasional. Djonny sendiri mengalami itu, karena dia mengelola Dakota Cinema, yang berlokasi di Sulawesi Selatan, Cilacap, dan Bandung.

"Biaya operasional yang paling tinggi ada di listrik, sekitar Rp 70 juta sampai Rp 80 juta sebulan per lokasi. Pengelola bioskop rata-rata rugi lebih dari Rp 150 juta per bulan. Bioskop independen ruginya bisa Rp 50 juta sampai Rp 60 juta," ujar Djonny.

Dengan seluruh persoalan tersebut, Djonny menegaskan pengelola bioskop tidak cengeng. Buktinya, sekitar enam bulan terakhir sebagian bioskop tetap buka. Itu sebabnya sangat penting dukungan penggemar film untuk selalu mematuhi protokol saat datang ke bioskop.

Secara umum, aturan menonton di bioskop adalah dalam kondisi sehat, selalu mengenakan masker, menjaga higienitas diri dengan mencuci tangan dan memakai hand sanitizer, serta menjaga jarak aman. Pembelian tiket dengan minim kontak juga sudah diberlakukan.

Terkait larangan aturan makan dan minum di bioskop, secara pribadi Djonny berpendapat itu tidak diperlukan. Menurut dia, penonton yang menyantap berondong jagung ataupun camilan lain dalam bioskop tidak saling berhadapan, dan duduknya sudah diatur berjauhan.

Sejumlah bioskop kini sudah memperbolehkan aktivitas tersebut, dengan catatan kembali menutup masker ketika selesai makan dan minum. Djonny membandingkan itu dengan aktivitas makan dan minum di restoran yang kini diperkenankan dengan protokol tertentu.

Saat menetapkan aturan, menurut Djonny ada baiknya benar-benar disurvei apakah memang ada cluster kasus Covid-19 dari aktivitas makan dan minum di bioskop. Meski demikian, Djonny mengatakan pengelola bioskop sebaiknya mengikuti aturan dari pemerintah daerah masing-masing.

 

"Memang keadaan masih emergency. Mudah-mudahan vaksinasi berjalan lancar sehingga akan ada harapan untuk bioskop kembali normal. Insya Allah disertai daya beli juga," ungkap Djonny.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement