EKBIS.CO, ABUJA -- Menteri keuangan negara-negara Afrika meminta negara anggota G20 menangguhkan pembayaran utang terhadap negara berpenghasilan rendah serta menengah. Seruan itu dibuat dalam komunike Konferensi Menteri Keuangan Afrika ke-53 yang diselenggarakan di bawah naungan Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika pada Selasa (23/3).
“Dengan tidak adanya akhir dari pandemi yang terlihat, memperpanjang durasi DSSI (Debt Service Suspension Initiative) setidaknya hingga akhir 2021, dan mungkin hingga akhir 2022, serta memperluas cakupannya untuk menangani kebutuhan likuiditas negara-negara berpenghasilan menengah sangat penting guna mencegah ancaman kebangkrutan yang lebih besar, terutama untuk negara-negara dengan akses pasar dan fundamental yang relatif kuat,” kata komunike tersebut, dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut menteri keuangan negara-negara Afrika, tanggapan yang cepat, berani, dan positif tentang hak penarikan khusus (SDR) dalam kisaran 500 miliar hingga 650 miliar dolar AS diperlukan untuk menahan dampak menghancurkan dari krisis yang ditimbulkan secara eksternal di benua tersebut. “Kami berterima kasih kepada menteri keuangan (negara anggota) G7 karena telah menginstruksikan IMF untuk mengambil tindakan lebih lanjut terkait hal ini pada tanggal 19 Maret 2021 dan mendesak semua mitra untuk mendukung posisi G7 dalam SDR,” ucapnya.
Para menteri keuangan negara Afrika turut mengatakan dalam komunike bahwa mereka juga sadar tentang semakin pentingnya kreditor swasta dalam lanskap pembiayaan Afrika. Sekarang terhitung 40 persen dari total utang Afrika, dibandingkan dengan eksposur utang bilateral sebesar 27,6 persen.
Menurut mereka, mengatasi utang Afrika dan kebutuhan pembiayaan di masa mendatang tidak akan lengkap tanpa memperhitungkan keterpaparan benua tersebut kepada kreditor swasta. “Namun yang lebih penting, sektor swasta harus menjadi mitra kunci dalam pemulihan Afrika. Dalam konteks ini, memadukan sumber daya publik dan swasta akan menjadi penting,” kata mereka.
DSSI telah menunda sekitar 5,1 miliar dolar AS pembayaran utang oleh negara-negara Afrika yang memenuhi syarat. DSSI pun menyediakan likuiditas yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan membangun kembali mata pencaharian. Bank Pembangunan Afrika dan Bank Dunia telah berkomitmen mengucurkan dana masing-masing 13 miliar dolar AS dan 50 miliar dolar AS untuk mendukung Afrika.
IMF pun telah berkomitmen menggelontorkan 25,6 miliar dolar AS ke Afrika melalui fasilitas kredit cepat, instrumen pembiayaan cepat, dan perpanjangan fasilitas kredit. Tambahan 408 juta dolar AS telah disetujui melalui Catastrophe Containment and Relief Trust (CCRT). Dengan demikian total komitmen menjadi sekitar 26,1 miliar dolar AS.