EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis bisa mencetak kinerja yang positif pada semester pertama 2021. Optimisme tersebut seiring dengan pulihnya ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.
Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan perbaikan kinerja PTBA pada tahun ini terutamanya akan dipicu oleh kenaikan harga batu bara. "Saya masih optimistis untuk kinerja semester pertama bisa diraih, dari sisi harga batu bara relatif membaik dari tahun lalu," kata Suryo, Senin (5/4).
Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada 2021 menjadi 29,5 juta ton pada 2020. Perseroan juga menargetkan kenaikan penjualan batu bara dari 26,1 juta ton pada 2020 menjadi 30,7 juta ton pada 2021.
Pada tahun lalu, meski di tengah melemahnya harga batu bara dan pandemi Covid-19, PTBA masih mampu mencetak kinerja positif. Perseroan mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 17,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun.
Untuk meningkatkan kinerja, PTBA memiliki sejumlah program prioritas untuk digarap tahun ini. Diantaranya yaitu mempercepat pengembangan DME dan penyelesaian proyek gasifikasi.
Terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan dua proyek PTBA masuk kembali menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Kedua proyek tersebut yaitu Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim dan Kawasan Industri – Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) – Tanjung Enim.
Selain itu, PTBA, Pertamina, dan Air Products optimistis proyek pengembangan DME batu bara bisa berjalan sesuai rencana untuk mulai beroperasi di kuartal II 2024. Perjanjian Kerja Sama atau Cooperation Agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021.
Salah satu wujud komitmen PTBA dalam upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah batu bara adalah pengembangan karbon aktif dari bahan baku batu bara. Pada penghujung tahun 2020 PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia; yang telah menyatakan komitmen nya sebagai offtaker produk karbon-aktif secara jangka Panjang.
Pengembangan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) rencananya akan memproduksi karbon aktif sebanyak 12 ribu ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60 ribu ton batu bara per tahun.