EKBIS.CO, CHICAGO -- Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa (6/4), mencapai tingkat tertinggi selama lebih dari seminggu dan berupaya kembali menuju level 1.750 dolar AS. Kenaikan didorong oleh pelemahan greenback serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dari tertinggi baru-baru ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 14,2 dolar AS atau 0,82 persen menjadi ditutup pada 1.743,00 dolar AS per ounce, setelah menyentuh posisi tertinggi sesi di 1.746,55 dolar AS. Sehari sebelumnya, Senin (5/4), emas berjangka naik tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.728,80 dolar AS.
Emas telah terangkat sementara oleh penurunan stabil dalam indeks dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih rendah, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago. "Reli belum tentu berkelanjutan, 1.750 dolar AS saya yakin adalah titik resistensi," kata Streible.
Terakhir kali emas berjangka di Comex mendekati level 1.750 dolar AS adalah pada 22 Maret, ketika mencapai 1.747 dolar AS. Itu membuat puncak hari itu menjadi yang tertinggi dalam dua minggu.
Dolar jatuh ke level terendah dua minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dijadikan acuan bergerak lebih rendah. "Investor percaya bahwa kami tidak akan melihat kenaikan besar lainnya dalam imbal hasil dan itu telah mendorong emas untuk rebound secara teknis," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Namun, kenaikan emas dibatasi karena indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut pada Selasa di tengah harapan pemulihan terbaru. Sementara data menunjukkan pembukaan pekerjaan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Februari.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa melaporkan lowongan pekerjaannya pada 7,37 juta pada Februari, naik dari 7,1 juta pada Januari dan level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.