Bisnis utama Grab dulunya layanan pemesanan kendaraan (ride-hailing). Namun, beberapa tahun terakhir, bisnis pengiriman barangnya berkembang pesat.
Melansir KrAsia, Jumat (16/4/2021), bisnis pengirimannya mencatatkan GMV (gross merchandise value) 5,5 miliar dolar AS pada 2020; berkontribusi 44% terhadap total GMV Grab.
"Bisnis pengiriman akan terus menjadi sumber GMV terbesar Grab hingga 2023," begitulah proyeksi perusahaan berbasis di Singapura itu.
Baca Juga: 'Bitcoin Akan Bertahan, Cryptocurrency Akan Gantikan Emas'
Baca Juga: Google Kawinkan Blockchain dengan Pembelajaran Mesin, Apa Hasilnya?
Bahkan, Grab menambahkan, segmen pengiriman akan menghasilkan keuntungan pada 201, berdasarkan EBITDA. Karena itu, perusahaan berniat merogoh kocek untuk membangun jaringan pengiriman barang.
CEO Grab, Anthony Tan mengatakan, "Grab akan membangun jaringan pengiriman dengan biaya terendah dan paling efisien dengan berinvestasi dalam peta dan teknologi lainnya."
Grab juga berniat mengelola biaya sekaligus meningkatkan toplines bisnisnya. Menurut CFO Grab, Peter Oey, mengoptimalkan biaya penjualan dan pemasaran, biaya tetap, serta biaya cloud dan teknologi lain akan berkontribusi terhadap profitabilitas jangka panjang.
Berdasarkan EBITDA, Grab memperkirakan keuntungan pada 2023 senilai 500 juta dolar AS.