Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan juga banyak dipasok oleh pembangkit Energi Baru Terbarukan, yakni PLTA Poso 315 MW, PLTA Bakaru 126 MW, PLT Bayu Sidrap 60 MW, PLT Bayu Tolo 70 MW. Adapun bauran energi baru terbarukan di sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 29,8 persen dengan total kapasitas sebesar 861,42 MW. Dalam waktu dekat, PLTA Malea ditargetkan juga akan beroperasi sehingga menambah bauran EBT pada sistem kelistrikan Sulbagsel.
Tak hanya memastikan kecukupan dayanya, PLN juga komitmen untuk memberikan keandalan pasokan listriknya. PLN melakukan peningkatan kapasitas jaringan Transmisi yang terbentang dari Punagaya di Jeneponto sampai dengan wilayah Bantaeng smelter sepanjang 68 kilo meter sirkuit (kms). Upaya tersebut tentunya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan kualitas pasokan listrik kepada Pelanggan.
Sementara itu di Kolaka, Sulawesi Tenggara, PLN telah berhasil mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) bertegangan 150 kilo Volt (kV) Incomer Kolaka Smelter dan Gardu Induk (GI) 150 kV Kolaka Smelter.
“Alhamdulillah, kita dapat menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan ini. Pemberian tegangan perdana (energize) telah berhasil dilaksanakan pada hari awal April lalu,” ucap Zulkifli.
Deputi Direktur PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), Djen Rizal menyampaikan, perusahaannya merupakan pelanggan premium platinum PLN di Kolaka yang telah melaksanakan penandatangan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) pada tahun 2018 dan berkomitmen untuk membangun pabrik Smelter di Kolaka. Rencananya, pabrik berupa smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL) ditargetkan rampung pada tahun 2024.