Kamis 22 Apr 2021 20:05 WIB

Di BFA, Jokowi Bahas Kesehatan dan Xi Sebut Multilateralisme

Jokowi menyebut pentingnya menciptakan stabilitas dan keamanan.

Red: Yeyen Rostiyani
Presiden Joko Widodo tampil melalui video dan menjadi pembicara kunci di ajang BFA.
Foto: Dokumentasi KBRI Beijing
Presiden Joko Widodo tampil melalui video dan menjadi pembicara kunci di ajang BFA.

EKBIS.CO, BOAO -- Seruan kerjasama kesehatan dan pemulihan ekonomi disampaikan Republik Indonesia (RI) dalam Boao Forum for Asia (BFA) Annual Conference (AC) 2021, di Kota Boao, Provinsi Hainan, China pada 18-21 April 2021.

 

Sebanyak 15 kepala negara dan pemerintah termasuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan tuan rumah, Presiden China  Xi Jinping yang menjadi pembicara kunci melalui tayangan video. Acara ini dibuka oleh Sekjen BFA Li Baodong. 

Menurut siaran pers yang diterima Republika, Kamis (22/4), Jokowi  menyampaikan sambutan  yang mendorong peningkatan upaya kerja sama kesehatan. Ia menyebutkan upaya itu antara lain pengembangan early warning system, meningkatkan mutu tenaga medis, dan mendukung kesetaraan vaksin bagi semua negara.

Hal lain yang diungkap Jokowi adalah pentingnya menciptakan stabilitas dan keamanan. Ia mendorong terus mengembangkan kerja sama dunia dalam sebuah collective global leadership.

Jokowi  juga menekankan pentingnya upaya percepatan pemulihan ekonomi yang memprioritaskan ekonomi terbuka dan investasi di bidang-bidang infrastruktur, pengembangan SDM, serta pengembangan ekonomi digital dan pembangunan hijau.

Sementara Xi menyampaikan pentingnya mendorong multilateralisme, keterbukaan, inovasi, solidaritas, dan penguatan tata kelola dunia untuk menciptakan masa depan bersama. Xi juga mendorong kerja sama global dalam ekonomi dunia yang terbuka untuk bangkit dari pandemi antara lain dengan memanfaatkan kerja sama dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI) khususnya untuk sektor kesehatan, membangun konektivitas, dan pembangunan hijau.

Konferensi tahunan BFA 2021 bertemakan “A World in Change: Join Hands to Strengthen Global Governance and Advance Belt and Road Cooperation”. Ini menjadi bentuk peringatan 20 tahun pendirian BFA.

Upacara pembukaan juga dihadiri secara langsung oleh Wakil Presiden China Wang Qishan, Ketua BFA Ban Ki Moon, dan Asisten Sekjen PBB Liu Zenmin. Petinggi lainnya adalah presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dirjen World Intellectual Property Organization (WIPO), presiden New Development Bank (NDB), sekjen Shanghai Cooperation Organizaton (SCO), perwakilan diplomatik, kalangan pengusaha, akademisi, dan pejabat lainnya. .

Delegasi RI juga berpartisipasi aktif dalam beberapa sub-forum yang diselenggarakan selama konferensi. Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, menjadi panelis pada sub-forum bertema “The 21st Century Maritime Silk Road Islands Economic Cooperation Forum”.

Djauhari bersama Gubernur Bali, Wayan Koster, yang hadir secara virtual menjadi pembicara dalam sub-forum bertema “ASEAN-China Governors and Mayors’ Dalogue”. Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, menjadi panelis secara daring dalam sub-forum bertema “Accelerate Infrastructure Connection to Unleash Development Potentials.” Sedangkan Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, juga menjadi panelis secara daring dalam sub-forum bertema “Joint-Construction of the Health Silk Road.”

Melalui tema yang diusung tahun ini, BFA AC 2021 menghasilkan perspektif dan saran langkah konkrit Asia untuk berkontribusi dalam tata kelola dunia dan mencapai pembangunan bersama yang saling menguntungkan. Selain itu, BFA juga mempertegas komitmennya untuk membantu membangkitkan perekonomian negara-negara di dunia khususnya di Asia dalam menghadapi pandemi COVID-19.

BFA dibentuk pada bulan Februari 2001 atas prakarsa bersama 29 negara Asia Pasifik termasuk Indonesia. BFA menjadi platform dialog tingkat tinggi untuk membangun konsensus global dan mempromosikan pembangunan bersama. Indonesia selama ini aktif dalam berbagai kegiatan BFA.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement