CEO Thodex, Fatih Faruk Ozer, platform transaksi mata uang kripto (cryptocurrency) di Turki menghilang dan membawa aset investor senilai USD2 miliar atau setara dengan Rp29,11 triliun. Ozer dikabarkan telah meninggalkan negara diam-diam.
Dilansir dari Deutsche Welle di Jakarta, Jumat (23/4/2021) Thodex juga telah memposting pernyataan di situsnya yan29g mengatakan akan ditutup empat hingga lima hari karena potensi investasi luar yang tidak ditentukan.
Baca Juga: Bos Twitter dan Elon Musk Setuju Bitcoin Dorong Energi Terbarukan, Masa Sih?
Setelah itu, nasabah mengajukan ribuan tuntutan pidana terhadap Thodex lantaran mereka tidak dapat mengakses akun ataupun menarik uang yang disimpan di perusahaan.
Jaksa di Istanbul mengatakan bahwa Thodex telah merugikan banyak orang sehingga memerintahkan penyelidikan terhadap Ozer atas tuduhan penipuan terburuk dan mendirikan organisasi kriminal.
Pejabat keamanan Turki telah merilis foto Ozer yang sedang menjalani pemeriksaan paspor di bandara Istanbul saat hendak kabur ke lokasi yang tidak diketahui. Menurut laporan media lokal, pria 28 tahun itu telah terbang ke Albania atau Thailand.
Pengacara Abdullah Usame Ceran telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Ozer. Ia juga telah mengajukan banding kepada pihak berwenang untuk menyita aset platform, termasuk rekening bank, saham, dan kepemilikan.
Laporan mengatakan Thodex memiliki 400.000 anggota, dan 391.000 di antaranya aktif dalam perdagangan. Menurut laporan Coinmarketcap, volume perdagangan 24 jam di Thodex pada hari perdagangan terakhirnya adalah USD538 juta (Rp7,8 triliun).
Namun, dalam situs Thodex, dirilis pernyataan yang membantah semua pemberitaan terkait penipuan itu. Thodex mengatakan pihaknya sedang melakukan penawaran rahasia.
"Ada bank dan lembaga pembiayaan yang terkenal secara global yang telah lama ingin berinvestasi di perusahaan kami dan mengajukan kemitraan untuk waktu yang lama, dan namanya akan kami umumkan ketika proses penawaran selesai. Untuk menyelesaikan proses ini, transaksi perlu dihentikan dan proses penjualan harus diselesaikan," bunyi keterangan di situs Thodex.
Kantor berita Turki, HaberTurk mengatakan Thodex menghentikan perdagangan setelah melakukan kampanye promosi yang menjual Dogecoin dengan potongan harga, tetapi tidak mengizinkan investor untuk menjual.
Mata uang kripto menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Turki meskipun ada skeptisisme di pihak pemerintah dan pasar yang sebagian besar tidak diatur.
Cryptocurrency menjadi semakin populer di kalangan orang-orang di Turki meski ada skeptisisme di pihak pemerintah dan pasar yang sebagian besar tidak diatur.
Bank sentral Turki telah memperingatkan mata uang digital mengandung risiko signifikan dan telah memutuskan untuk melarang penggunaan mata uang kripto dalam pembayaran barang dan jasa mulai dari 30 April.
"Dompet dapat dicuri atau digunakan secara tidak sah tanpa izin dari pemegangnya," kata bank sentral pekan lalu. Alhasil, otoritas Turki memperketat pengawasan pasar kripto.