Tawaran Beijing untuk lebih mengontrol pencucian uang dan transaksi gelap melalui yuan digital yang dapat dilacak berpotensi mengancam pusat perjudian populer di Makau.
Bisnis perjudian di kawasan itu bakal terkena dampak negatif penggunaan yuan digital China yang ingin menekan aliran uang ilegal; sebab 70% wisatawannya berasal dari China.
Pendapatan bisnis judi di Makau telah berkurang selama pandemi corona; turun sekitar 60% daripada 2019, menurut data Reuters, dikutip dari Cointelegraph, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga: Jangan Cemas, Harga Bitcoin Akan Naik Lagi, Asalkan Hal Ini Terjadi!
Baca Juga: Penting! Bitcoin Mesti Lakukan Ini Agar Terus Dominasi Pasar
Saat ini, perantara informal dan saluarn pembiayaan tak jelas yang berkaitan dengan ruang judi daring Makau sedang tutup. Pihak berwenang juga meringkus puluhan ribu orang karena perjudian lintas batas ilegal.
Sejumlah eksekutif kasino khawatir Beijing akan memberlakukan batas transaksi harian atau tahunan di industri perjudian legal. Investor di industri itu, Luiz Lam mengatakan, "Semua industri perantara tersebut akan segera menghilang. Itu adalah kemungkinan yang sangat bisa terjadi."
Namun, investor lain mengklaim, dampak merugikan itu dapat berkurang jika pemerintah mengizinkan lebih banyak wisatawan pergi ke Makau.
"Kami hanya harus mengikuti sistem dengan benar dan memastikan sistem kami akan kompatibel," kata salah satu pelaku industri yang meminta syarat anonim untuk bicara.
Yuan digital China sendiri telah menjalani uji coba di berbagai wilayah, termasuk Suzhou, Shenzhen, Chengdu, dan Xiong'an. Makau tampaknya akan menerapkan agenda mata uang digital.