EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menyebut perempuan memiliki andil cukup besar bagi perekonomian global. Sebab, jika perempuan diberikan kesempatan kerja yang sama dengan laki-laki kontribusi perekonomian global akan tumbuh signifikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jika perempuan diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki maka mampu berkontribusi sebesar 26 persen terhadap pertumbuhan ekonomi secara global. "Karena kalau kita lihat suatu perekonomian, perempuan diberikan kesempatan yang sama atau ada gender equality dia bisa meraih gen atau manfaat hingga 28 triliun dolar AS atau 26 persen lebih tinggi ekonominya secara global,” ujarnya saat acara Perempuan Penggerak Ekonomi Masa Depan secara virtual seperti dikutip Sabtu (24/4).
Melihat potensi besar tersebut, pemerintah mengupayakan penyediaan infrastruktur pendukung bagi perempuan. Hal ini memungkinkan agar perempuan bisa melakukan kegiatan atau pekerjaan di rumah dengan produktif, tapi tetap disiplin kesehatan.
"Ini kan yang kita inginkan karena ekonomi yang bergerak yang bisa ditanggulangi tetap produktif dan tetap bisa menjaga rumah tangganya. Ini secara ekonomi total juga menjadi sesuatu yang luar biasa bermanfaat karena ekonomi yang bisa meningkat lebih produktif," ungkapnya.
Berdasarkan data McKinsey menunjukkan jika sebuah perekonomian memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan agar bisa berkontribusi, maka perekonomian global akan mendapatkan manfaat sebesar 12 triliun dolar AS pada 2025. Di kawasan Asia Pasifik adanya kesamaan gender dan peranan perempuan yang sama bidang perekonomian akan memberikan nilai tambah sebesar 4,5 triliun dolar AS.
Hal Ini menggambarkan sebuah negara atau perekonomian yang memberikan kesempatan yang inklusif dan sama baik bagi laki-laki dan perempuan. Maka itu dia akan memberikan suatu manfaat dalam bentuk daya tahan dan juga bahkan secara nilai tambah bagi perekonomian.
Dari sisi lain, Sri Mulyani menyebut literasi digital merupakan hal penting untuk mendukung pelaku UMKM khususnya bagi perempuan. Adapun langkah ini mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian saat pandemi.
“Literasi digital yang dilakukan atau dalam hal ini membimbing usaha kecil menengah yang mayoritas perempuan itu dibimbing atau dibina untuk bisa memiliki literasi digital. Umpamanya program UMI dari Ultra mikro yang pinjamannya dibawah Rp 10 juta," ucapnya.
Oleh karena itu, saat ini pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan edukasi terkait literasi keuangan kepada pelaku UMKM terutama usaha ultra mikro. Jika semua aktivitas perekonomian Indonesia pindah ke digital dan akselerasi inklusi keuangan maka program pemerintah pun secara bertahap dipindah menjadi digital.
"Umpamanya pembayaran program keluarga harapan yaitu untuk hampir 10 juta keluarga paling miskin, maka pembayarannya tidak dalam bentuk cash, tapi harus dalam bentuk transfer dan digital," ucapnya.