EKBIS.CO, JAKARTA -- Evaluasi dan peningkatan kompetensi penyuluh pertanian melalui kegiatan Training of Trainers (ToT) menjadi sasaran strategis Kementerian Pertanian RI (Kementan) mendukung petani mengembangkan sistem pertanian modern.
Kegiatan ToT sebagai pelatihan untuk penyuluh menjadi perhatian utama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat membuka ToT bertajuk 'Pemupukan Berimbang Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian' di Jakarta, Jumat pekan lalu (23/4), yang diikuti oleh sejumlah penyuluh dari seluruh Indonesia secara virtual.
"Bagi penyuluh, ToT ini penting. Ini ToT awal, dan kita harus terus melakukan terobosan dan inovasi. Siapa pun yang mengurus pertanian, harus menjaga sekitar kita agar perut selalu kenyang," kata Mentan Syahrul di Agriculture War Room (AWR) Kementan didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
Menurut Mentan, kegiatan ToT menjadi vital bagi Kementan, sebagai upaya memastikan penyuluh untuk mengevaluasi keterampilan dan meningkatkannya. Jangan menganggap penyuluh yang sudah lama bekerja, tetap mampu meneruskan pengetahuan dan keterampilan kepada penyuluh kepada petani.
"Memang dia menguasai pekerjaannya, tapi mampukah dia mengajarkan hal itu kepada yang lain, dalam hal ini, pemupukan berimbang, yang menjadi fokus ToT. Di sinilah, kita membutuhkan ToT," kata Mentan Syahrul.
Dengan mengikuti ToT, katanya lagi, penyuluh akan mendapatkan berbagai teknik penting dan bermanfaat yang memungkinkannya menjadi fasilitator yang lebih efektif dan menarik bagi petani. Hasilnya, petani yang mendapat pelatihan tentang pemupukan berimbang dari penyuluh mumpuni, akan meneruskan ke petani lain.
"Siapa pun yang mengurusi pertanian, dilarang tenang-tenang jika ada tetangga atau sekitar rumahnya kelaparan. Pertanian harus menyediakan pangan buat rakyat. Pertanian juga memberi pekerjaan sekaligus menghidupi keluarganya," kata Mentan Syahrul.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan dinamika sektor pertanian berkembang dengan cepat, sehingga penyuluh dituntut meningkatkan kapasitas dan kompetensinya."Kinerja penyuluhan kita masih jauh dari harapan, karena kondisinya, kita bisa memaklumi. Namun hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk menutupi kinerja kita, atau membuat kerja tidak semangat," kata Dedi.
Dia mengajak penyuluh di pusat maupun di daerah dalam naungan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat kecamatan pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) maupun di tingkat provinsi (Kostrawil) dan kabupaten (Kostrada) untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya, khususnya pemupukan berimbang guna meningkatkan produktivitas.
"Penyuluh harus all out. Penyuluh harus memahami mendampingi agar mampu mengimplementasikan pemupuan berimbang. Ini terkait efisiensi penggunaan pupuk," kata Dedi Nursyamsi.
Menurutnya, dari penyuluhan maka BPPSDMP akan melakukan pendampingan dan pengawalan oleh para penyuluh maka pada kegiatan ToT akan dibahas pula penggunaan pupuk kompos dan hayati."Metode pelatihan ToT ini adalah kombinasi off line dan online. Kita semua berharap pelatihan bisa lancar. Saya juga berharap pemupukan berimbang benar-benar dilaksanakan, sehingga tidak ada lagi petani kelebihan menggunakan pupuk," kata Dedi Nursyamsi.