EKBIS.CO, JAKARTA -- Talk show seri keempat dalam rangkaian Serial Ramadhan Bersama MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), kembali digelar Sabtu, (1/5). Kali ini di Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat, talkshow secara hybrid.
Acara ini sekaligus menutup rangkaian Serial #RamadhanBersamaMES selama empat hari ke belakang. Talkshow kali ini mengangkat tema “Membangun Ekosistem Ekspor Halal UMKM Indonesia”.
Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia sebagai Keynote Speaker menceritakan sekilas perjalanannya dari masa remaja sebagai pengurus Masjid di kampung halaman. Pada kesempatan itu dia juga bercerita pengalamannya sebagai aktivis semasa kuliah. Dengan latar belakang tersebut, Wakil Ketua Umum 3 PP MES ini merasa dekat dengan pergerakan dari Masjid.
“Dalam perjalanannya, Rasulullah pun membangun agama Islam melalui pasar. Hari-hari ini, anak muda yang berada di OKP (organisasi kemasyarakatan pemuda) lebih banyak yang lebih ingin menjadi karyawan, PNS, dan politisi. Satu hal yang tertinggal adalah fokus terhadap ekonomi. Oleh sebab itu, anak muda harus mengubah mindset dan memperkokoh konsistensi,” ujarnya.
Bahlil juga menekankan bahwa bicara usaha tidak harus selalu berpatok pada modal. Sebaliknya, yang terpenting saat ini adalah gagasan terlebih dahulu. “Perlu ada kolaborasi antara yang memiliki gagasan dengan yang memiliki kapital,” tambahnya.
Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi syariah sebagai arus perekonomian baru. Ekonomus yariah berpotensi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Potensi ekonomi syariah, atau sering pula disebut ekonomi halal, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5 persen dari total populasi dunia pada 2030 dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara muslim, serta munculnya pasar halal potensial seperti China dan India.
Ekosistem ekonomi syariah termasuk produk halal perlu terus dikembangkan melalui riset. Sementara, ekspor produk halal Indonesia ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Internasional (OKI) baru mencapai 45 miliar dolar AS atau setara 12,5 persen dari total perdagangan Indonesia sebesar 369 miliar dolar AS pada 2018. Untuk itu, perlu ada peningkatan riset di bidang ekonomi dan keuangan syariah, termasuk penerapan teknologi di dalam membangun industri produk halal di Indonesia.
Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan RI, Wakil Ketua Umum 2 PP MES menyampaikan dalam 20 tahun ke depan, ekonomi Indonesia akan naik kelas. Dia mengatakan Indonesia harus menjadi tuan rumah produk sendiri.
"Inilah saatnya ekonomi kembali dari Masjid. Di Kementerian Perdagangan sendiri, dua fokus yang akan digencarkan adalah industri Muslim Fashion dan Halal Food,” ucap dia.
"Gerakan ekonomi dari Masjid harus benar-benar kita mulai hari ini,” tukasnya.
Professor KH Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal mengapresiasi terhadap semua dukungan yang hadir. “Hadirnya kedua Bapak Menteri di sini adalah bukti cinta kepada umat dan Masjid. Terlebih lagi beliau berdua baru mendarat dari Medan langsung ke Masjid Istiqlal tanpa mampir ke tempat lainnya. Terima kasih banyak Pak Lutfi dan Pak Bahlil,” ujarnya.
M. Anwar Basori, Ketua Komite Ekspor Halal PP MES melihat acara ini sebagai ikhtiar bangsa Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah dunia. “Indonesia sudah punya policy yang dibutuhkan. Selanjutnya perlu diorkestrasikan oleh MES, Rabu Hijrah, ISYEF, dan yang lainnya. Yang perlu kita ingat juga, ekonomi syariah bukan hanya tentang UMKM semata, melainkan berkaitan dengan aktivitas industri yang cakupannya lebih besar, bahkan berkaitan industri halal Indonesia,” katanya.
Benang merah dari talk show bersama Dr. Kasan, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI, Kokok Alun Akbar, Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, dan Amalia Jayanti Abdullah, CEO Amalia Group adalah pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak dalam membangun ekonomi dari Masjid. Begitu pula dalam membangun ekosistem ekspor halal UMKM Indonesia.